Artinya, lebih efisien membiarkan ancaman tetap ada dalam skala kecil.”
Dari sinilah muncul gagasan bahwa justru tidak semua masalah harus diberantas sampai habis.
Kadang, lebih rasional membiarkan ancaman tetap eksis dalam level terkendali, sambil tetap mengarahkan sumber daya ke pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Pertamina Instruksikan Semua SPBU Buka Melayani Masyarakat Pasca-Demo Ricuh
Relevansi dengan Tantangan Sosial Modern
Jika ditarik ke dunia nyata, metafora vampir ini bisa dihubungkan dengan isu ekonomi seperti inflasi, pengangguran, hingga kemiskinan.
Menurut Snower, berusaha menekan angka-angka tersebut sampai benar-benar nol hanya akan memakan biaya luar biasa.
“Sumber daya yang terbatas sebaiknya dialihkan ke bidang yang benar-benar mendukung kesejahteraan, bukan untuk ambisi memberantas masalah sampai habis,” tegasnya.
Baca Juga: Rantis Gilas Driver Ojol, IPW: 7 Anggota Brimob Harus Dihukum Berat
Dengan kata lain, alih-alih menghabiskan energi untuk “memusnahkan vampir”, masyarakat sebaiknya fokus membangun pondasi yang membuat kehidupan lebih baik.
Prinsip efisiensi ini, menurut Snower, adalah inti dari kebijakan makroekonomi yang sehat.
Pelajaran Penting: Kesejahteraan di Atas Segalanya
Fenomena “vampir ekonomi” menunjukkan bahwa kebijakan publik tidak bisa terjebak pada obsesi memusnahkan masalah tanpa sisa.
Baca Juga: Janji Puan Maharani untuk Rakyat Indonesia: DPR Buka Komunikasi dan Terbuka dengan Kritik
Ada kalanya, membiarkan masalah tetap ada dalam skala kecil lebih efisien ketimbang mengorbankan seluruh sumber daya.
Snower menutup dengan refleksi yang relevan hingga kini: “Ekonomi bukan hanya soal angka atau rumus. Ini soal pilihan prioritas yang menentukan apakah masyarakat bisa hidup sejahtera dalam jangka panjang.”
Melalui cara yang unik, Dennis Snower menekankan bahwa kesejahteraan masyarakat harus menjadi tujuan utama, bahkan ketika “vampir ekonomi” masih berkeliaran dalam bentuk lain: inflasi, utang, atau krisis pangan.***
Artikel Terkait
Gegara Demo Sejak Jumat Pagi, Sarinah Umumkan Tutup Lebih Awal
Mendag Soroti Waralaba: Jumlah Lokal Lebih Banyak, tapi Popularitas Masih Dikuasai Merek Asing
Portofolio Sustainable Finance BRI Capai Rp807,8 Triliun, Jadi yang Terbesar di Indonesia
Danantara Kirim 36 Bos BUMN Leadership Camp ke Swiss Tuai Kritik, Dinilai Tak Selaras dengan Visi Prabowo
Pertamina Instruksikan Semua SPBU Buka Melayani Masyarakat Pasca-Demo Ricuh