Angka ini jauh lebih rendah dibanding tarif 30 persen untuk barang dari China.
Maka pemindahan tempat produksi itu lebih mudah bagi Asus menekan biaya, meski sebagian mungkin tetap dibebankan ke konsumen atau distributor.
Saat ini Asus masih menikmati pengecualian tarif untuk produk seperti PC, ponsel, dan perangkat elektronik lainnya.
Namun, kebijakan ini bisa berubah sewaktu-waktu, terlebih setelah Trump berjanji akan mengenakan tarif 100 persen pada chip, kecuali untuk perusahaan yang memproduksinya di AS.
Baca Juga: ASUS Zenfone 12 Ultra Segera Rilis, Unik: HP Mahal tapi Gunakan Jack Audio 3.5 Mm
ASUS mengatakan sebagian besar chip yang digunakan berasal dari TSMC, sehingga pihaknya masih menunggu kepastian bagaimana skema pengecualian tersebut akan diberlakukan.
Meski pemisahan basis produksi ke tiga negara bisa meningkatkan biaya dan menyulitkan logistik, Asus menilai strategi ini lebih aman dibanding hanya bergantung pada satu negara.
Harapannya, biaya produksi bisa tetap terkendali agar konsumen tidak perlu membayar lebih mahal untuk produk yang sama di masa mendatang.***
Artikel Terkait
Inovasi Terbaru ASUS ROG, Monitor Gaming Seri ROG Strix XG27UCS dan XG27ACS
Intip Spesifikasi Flagship ASUS Zenfone 11 Ultra yang Segera Mendarat di Indonesia
ASUS TUF Gaming F15 FX506LH: Laptop Tangguh untuk Gaming dan Produktivitas
Asus Upgrade Spesifikasi Zenbook dan Vivobook: Performa Lebih Ngebut dan Fitur Makin Canggih