Meski Badan Pusat Statistik melaporkan angka 5,12 persen, sebagian ekonom memprediksi pertumbuhan hanya berada di kisaran 4,7 persen.
“Pemerintah sebelumnya bahkan memperkirakan pertumbuhan kuartal II di bawah 5 persen. Namun capaian 5,12 persen menunjukkan kondisi ekonomi membaik dibanding kuartal I, sehingga menumbuhkan optimisme pasar,” kata Ibrahim.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga menunggu pidato Presiden Prabowo Subianto terkait Rancangan APBN 2026, yang dinilai dapat memberikan sinyal penting bagi arah kebijakan ekonomi dan pasar keuangan Indonesia ke depan.***
Artikel Terkait
Rupiah Kembali Menguat Rp15.900/USD, Ini 2 Pemicunya
Harvard Tolak Patuh, Trump Resmi Cabut Status Bebas Pajak, Setop Dana USD 2,2 M
Rupiah Tertekan Jelang Tenggat Tarif Dagang AS, Ditutup Melemah ke Rp16.456 per USD
Data Ekonomi AS Bikin Dolar Ngegas, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.500! Apa yang Sebenarnya Terjadi?