KONTEKS.CO.ID - Tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berimbas pada petambak di Indonesia.
Meski tarif terbaru sebesar 19 persen lebih rendah dari ancaman awal 32 persen, petambak tetap merasakan dampak besar terhadap bisnisnya.
“Dengan tekanan dari AS terhadap ekspor Indonesia, semua orang kini berlomba mencari peluang baru untuk diversifikasi dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS,” kata Denny Leonardo, petambak udang berusia 30 tahun, seperti dikutip dari Asahi.
Amerika Serikat merupakan pasar terbesar bagi udang Indonesia.
Baca Juga: Udang Cantik dari Papua Ini Ternyata Spesies Baru! Belasan Tahun Dijual Tanpa Disadari Para Ilmuwan
Pasar itu mampu menyerap 60 persen dari total ekspor udang senilai USD1,68 miliar pada tahun lalu.
Andi Tamsil, Ketua Asosiasi Petambak Udang Indonesia, memperkirakan tarif 19 persen ini bisa menyebabkan ekspor turun hingga 30 persen tahun ini dibandingkan tahun 2024.
Hal itu berdampak pada mata pencaharian sekitar satu juta pekerja di sektor ini.
Walau kesepakatan tarif sudah tercapai pada Juli, sebagian besar pembeli di AS masih menunda pembelian udang dari Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Jenis dan 7 Manfaat Udang untuk Kesehatan
Hal itu disampaikan Budhi Wibowo, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia.
Ia mencatat, tarif baru ini membuat Indonesia kalah bersaing dengan Ekuador, produsen udang budidaya terbesar di dunia, yang tarif impornya hanya dikenakan sebesar 15%.
China merupakan importir udang terbesar di dunia berdasarkan volume, tetapi selama ini produsen Indonesia lebih memilih pasar AS karena harga jualnya lebih tinggi.
Baca Juga: Tips Memilih Udang Segar yang Berkualitas
Artikel Terkait
Resep Dimsum Ayam Ekonomis, Tetap Lezat Tanpa Udang dan Bebas Alergi!
Mengenal Jenis dan 7 Manfaat Udang untuk Kesehatan
RI Beli 48 Jet Tempur KAAN Rp162 Triliun, Turki Pecah Rekor Ekspor Militer! Ini Dampaknya Buat Indonesia
Ekspor Batik Tumbuh 76 Persen Jadi Rp125 Miliar di Kuartal I