Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak DFC terkait bentuk investasi maupun skema pembiayaan yang akan digunakan.
Namun, langkah ini dinilai sebagai bagian dari kesepahaman strategis Indonesia-AS yang terus menguat sejak pertemuan bilateral di Washington dan Jakarta beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Agar Dinding Tak Menggelembung, Kenali Penyebab Cat Rusak Sejak Dini
Dorongan terhadap Sektor Strategis
Danantara merupakan lembaga baru yang dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengelola dan mengarahkan investasi strategis, termasuk proyek-proyek hilirisasi mineral, energi baru dan terbarukan, hingga penguatan infrastruktur dasar.
Keterlibatan lembaga internasional seperti DFC dinilai dapat menjadi katalis penting dalam pembiayaan proyek-proyek nasional yang bersifat jangka panjang dan bernilai besar.
Sektor mineral kritis sendiri telah ditetapkan sebagai sektor prioritas oleh pemerintah, menyusul meningkatnya permintaan global terhadap bahan baku kendaraan listrik dan baterai.
Dengan populasi sumber daya alam yang melimpah dan posisi geografis strategis, Indonesia berambisi menjadi pusat industri baterai dan EV di Asia Tenggara, sekaligus pemasok utama material penting di pasar global. ***
Artikel Terkait
Bos Danantara Dony Oskaria Bantah Bisa Seenaknya Ganti Direksi BUMN, Termasuk Edi Slamet Irianto
Luncurkan BRILiaN Way, Danantara Puji Tekad BRI Jadi Bank Paling Menguntungkan di Asia Tenggara
Danantara Dapat Suntikan Modal Segar Rp163 Triliun dari 12 Bank Asing
Rencana Investasi Danantara ke Amerika Serikat Rp130 Triliun, Rosan Roeslani: Masih Evaluasi...
Danantara Tunjuk BUMN Ini Jadi Holding Investasi, Bikin Aset Makin Cuan