• Minggu, 21 Desember 2025

Danantara Jajaki Kerja Sama dengan DFC AS, Bakal Fokus Investasi di Mineral Kritis

Photo Author
- Jumat, 25 Juli 2025 | 11:15 WIB
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, hari ini telah atau Daya Anagata Nusantara, Senin 24 Maret 2025. (Danantara)
Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, hari ini telah atau Daya Anagata Nusantara, Senin 24 Maret 2025. (Danantara)

KONTEKS.CO.ID - Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi Danantara tengah menjajaki kemitraan strategis dengan lembaga pembiayaan pembangunan milik pemerintah Amerika Serikat, U.S. International Development Finance Corporation (DFC).

Fokus kerja sama ini akan diarahkan pada pengembangan ekosistem industri mineral kritis di Tanah Air.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai pertemuan Joint Statement Indonesia-AS yang berlangsung di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.

“Sudah ada pembicaraan antara Danantara dengan DFC untuk membiayai investasi di sektor mineral kritis. Artinya Indonesia terbuka terhadap investasi dari manapun, termasuk Amerika Serikat,” kata Airlangga.

Baca Juga: Hemat Diamond Mobile Legends, Tetap Dapat Skin Keren!

Langkah ini dinilai sejalan dengan strategi hilirisasi pemerintah Indonesia, di mana mineral kritis seperti nikel, kobalt, dan tembaga tidak lagi dijual dalam bentuk bahan mentah (ore), melainkan telah melalui proses pengolahan menjadi produk setengah jadi atau jadi.

Airlangga menekankan bahwa kerja sama ini mencerminkan posisi Indonesia yang semakin strategis dalam rantai pasok global, khususnya untuk sektor energi bersih dan kendaraan listrik (EV).

“Mineral kritis merupakan bagian dari industrial commodities. Yang kita dorong adalah kerja sama di tahap industri, bukan lagi ekspor bahan mentah,” ujarnya.

Menurutnya, keterlibatan DFC dalam pembiayaan investasi mineral di Indonesia dapat memperkuat struktur pembiayaan nasional, sekaligus memperluas jaringan mitra strategis Indonesia di sektor ekonomi hijau.

Pemerintah, lanjut Airlangga, akan terus membuka pintu bagi investor asing yang berkomitmen membangun industri bernilai tambah di dalam negeri.

Baca Juga: Satgas Pangan Polri Jelaskan Definisi Beras Oplosan: Ini Bukan Dioplos dengan Beras Lain

Komitmen Investasi Global

Dalam kesempatan yang sama, Airlangga juga menyinggung kerja sama serupa yang tengah dibangun Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa.

Salah satu contohnya adalah investasi perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, yang disebut turut memperkuat rantai pasok mineral di Indonesia melalui fasilitas pengolahan yang telah beroperasi di Sulawesi.

“EU juga mendapatkan akses melalui perusahaan milik pemerintah Prancis seperti Eramet, itu sama halnya dengan AS yang bekerja sama lewat Freeport dan sekarang DFC. Prinsipnya sama: kami terbuka untuk semua,” ujar Airlangga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X