• Minggu, 21 Desember 2025

Dedi Mulyadi dan Trenggono Teken MoU, Tambak Pantura Jabar Siap Direvitalisasi

Photo Author
- Rabu, 25 Juni 2025 | 14:00 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono  bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (Tangkapan layar YouTube)
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (Tangkapan layar YouTube)

KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memulai proyek strategis revitalisasi tambak di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat.

Langkah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Rabu 25 Juni 2025 di Jakarta.

Proyek ini akan menyasar total 20.413 hektare tambak yang selama ini kurang produktif di empat kabupaten utama: Bekasi (8.188 ha), Karawang (6.979 ha), Subang (2.369 ha), dan Indramayu (2.875 ha).

Baca Juga: Awas Modus Fake BTS Bobol Rekening: Polisi Ungkap Cara Hacker Malaysia Kirim 15 Ribu SMS Phishing

Transformasi Ekonomi Biru dari Pantura

Kerja sama ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan ekonomi biru nasional berbasis kawasan pesisir.

Menteri Trenggono menyebut, Jawa Barat dipilih sebagai model karena kesiapan wilayah dan kepemimpinan daerah yang mendukung percepatan.

Ia menegaskan pentingnya konsentrasi pada lima komoditas kelautan bernilai ekonomi tinggi: udang, nila salin, kepiting, rumput laut, dan lobster.

Baca Juga: Cerita WNI Saat Perang Iran dan Israel: Teheran Mencekam, Setiap Malam Ada Serangan

Namun, ia menggarisbawahi bahwa sistem produksi Indonesia masih perlu diperbaiki, terutama dalam pengelolaan lingkungan dan standar kualitas produk.

Dedi: Laut Bukan Lagi Pilihan Kedua

Gubernur Dedi Mulyadi menyoroti pentingnya perubahan cara pandang terhadap laut sebagai sumber utama kekayaan Indonesia.

Ia menilai, selama ini fokus pembangunan masih terpusat di darat, sementara kerusakan laut terus terjadi akibat pencemaran sungai dan aktivitas hulu yang tak terkendali.

Baca Juga: Rp6,65 Triliun Pinjaman Danantara Dipakai Garuda Indonesia buat Citilink, Buat Apa?

"Problem di darat menimbulkan kekacauan di laut. Karena itu, pembenahan harus menyeluruh," tegasnya.

Dedi menargetkan dalam dua tahun ke depan tidak ada lagi bangunan liar di bantaran sungai, serta muara-muara pantai bebas dari pendangkalan akibat sedimentasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X