• Minggu, 21 Desember 2025

Harga Melambung, Pedagang Sebut Ekspor Jadi Biang Kerok Kualitas Kelapa Makin Hancur

Photo Author
- Senin, 19 Mei 2025 | 19:30 WIB
buah kelapa (unsplash.com)
buah kelapa (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Konsumen di pasar tradisional kini menghadapi dua tantangan sekaligus saat membeli kelapa, yaitu harga yang makin tinggi dan kualitas yang makin merosot.

Di beberapa pasar seperti Pasar Rumput, Jakarta Selatan, kelapa kini dijual dengan harga Rp17.000 hingga Rp20.000 per butir, bahkan untuk ukuran kecil. Padahal sebelumnya, harga normal hanya berada di kisaran Rp10.000–Rp13.000.

Menurut keterangan sejumlah pedagang, lonjakan harga ini bukan hal baru, tapi justru sudah berlangsung cukup lama. Yang jadi sorotan adalah kondisi barang yang didapat pembeli kini semakin buruk.

Baca Juga: Ragnar Oratmangoen Ungkap Alasan Tidak Dipanggil ke Timnas Indonesia, Semua Demi Masa Depan

Penyebabnya lantaran Kelapa berkualitas baik disebut lebih dulu diekspor ke luar negeri, sementara pasar domestik hanya mendapat sisa hasil sortir yang rentan busuk dan tidak tahan lama.

“Kelapa yang sampai ke pasar lokal kebanyakan kualitas dua atau tiga. Yang bagus-bagus katanya udah diambil ekspor,” ujar salah satu pedagang.

Harga Modal Sudah Tinggi, Pedagang Tak Berani Ambil Stok Banyak

Pedagang mengaku tak bisa lagi menjual dengan harga lama karena harga kulakan di tingkat distributor pun sudah sangat mahal.

Baca Juga: Muhadjir Effendy Jadi Komisaris Utama BSI, Begini Rincian Gaji dan Kekayaannya

Untuk kelapa ukuran kecil, modalnya sudah mencapai Rp14.000 per butir, belum termasuk biaya angkut.

Sementara kelapa ukuran besar bisa mencapai Rp15.000 per butir. Dengan marjin yang tipis dan risiko kelapa cepat rusak, banyak pedagang memilih mengurangi jumlah stok.

Sebelumnya, beberapa pedagang mengambil langsung ratusan butir dari sentra produksi seperti Lampung. Kini, mereka hanya berani mengambil separuh dari jumlah biasanya.

Ekspor Massif ke Luar Negeri Jadi Pemicu

Kelangkaan kelapa berkualitas di pasar lokal disinyalir akibat ekspor besar-besaran, khususnya ke negara seperti China.

Selama kegiatan ekspor ini tidak dibatasi atau tidak ada mekanisme pembagian stok untuk dalam negeri, harga dan ketersediaan di pasar lokal diprediksi akan terus bermasalah.

“Kalau ekspor nggak diatur, ya susah. Kita cuma kebagian sisanya,” keluh pedagang lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X