KONTEKS.CO.ID - PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp200 miliar pada tahun 2025.
Dana tersebut akan difokuskan untuk penambahan aset tetap, aset hak guna, serta perawatan gerai yang telah ada.
“Akan digunakan untuk penambahan aset tetap dan aset hak guna serta maintenance gerai-gerai perseroan,” ujar Direktur RALS Andreas Lesmana, dalam paparan publik yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Sabtu, 17 Mei 2025.
Belum Ada Rencana Buka Gerai Baru
Andreas menyebut Ramayana belum berencana melakukan ekspansi gerai secara agresif dalam waktu dekat. Saat ini, hanya sekitar 50% gerai Ramayana yang dikelola sendiri (bukan sewa). Hingga Maret 2025, Ramayana baru membuka satu gerai baru di Palu, Sulawesi Tengah.
“Kami masih menunggu waktu yang tepat untuk membuka gerai baru maupun mengaktifkan kembali gerai yang sempat ditutup,” ujarnya.
Penjualan Lebaran Stagnan, Target Laba Tetap Tumbuh
Meski sempat mencatat kenaikan penjualan saat momentum Lebaran, Andreas menyebut penjualan selama 30 hari Lebaran 2025 cenderung stagnan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, kontribusi penjualan Lebaran bisa mencapai 30% dari target tahunan.
Baca Juga: IU Donasi Capai Rp2,3 Miliar di Hari Ulang Tahun, Netizen Pro Kontra!
Secara umum, hingga April 2025, penjualan Ramayana turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya. Lesunya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah menjadi faktor utama penurunan tersebut.
Meski menghadapi tekanan, Ramayana tetap optimistis menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5% di tahun ini. Namun dari sisi pendapatan, total penjualan diperkirakan akan setara dengan tahun 2024.
“Perseroan memproyeksikan penjualan tahun ini sama dengan penjualan tahun lalu,” jelas Andreas.
Baca Juga: Jaket Raffi Jadi Sorotan saat Hadiri Pesta Ulang Tahun Euis Handayani di Atas Kapal Pesiar di Jepang
Ramayana akan terus memantau kondisi makroekonomi sebelum mengambil keputusan strategis untuk ekspansi lebih lanjut. ***
Artikel Terkait
Dasco Sidak ke BEI Setelah IHSG Anjlok Parah dan Bursa Saham Dihentikan
Aneh, Indeks Bursa Asia Kompak Menghijau tapi IHSG BEI Justru Longsor Parah
Saham Yupi Anjlok Sejak IPO, BEI Keluarkan Peringatan UMA
BEI Tunda Short Selling hingga September 2025, Pasar Diminta Waspada Volatilitas
Target IPO Gagal, Analis: BEI Memang Butuh Direksi Bersertifikasi Pasar Modal Internasional