KONTEKS.CO.ID - Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyebut dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap Indonesia masih tergolong minim.
“Dampak pada APBN very minimal, kalau kita lihat kondisi sekarang ditangguhkan 90 hari,” ujarnya dalam Kagama Leaders Forum di RRI Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.
Anggito menilai peluang kesepakatan penundaan perang tarif antara AS dan China bisa mendorong kepercayaan ekonomi.
“Juga kemungkinan US-China bisa agreed (tunda), sehingga bisa mencapai restate agreement, membuat ekonomi kita lebih confident,” katanya.
Meski demikian, ia mengingatkan agar Indonesia tetap bersiap menghadapi ketidakpastian global.
“Namun kita harus lebih siap, ada dua hal yang kita lakukan di sisi APBN,” ucapnya.
Ia menjelaskan langkah tersebut mencakup penguatan belanja publik serta percepatan hilirisasi dan investasi.
“Kita perkuat public spending dan juga memperkuat investasi dan hilirisasi,” katanya.
Anggito mengakui implementasi strategi tersebut tidak akan berjalan instan.
“Ini tentu membutuhkan waktu, refocusing dan efisiensi anggaran cukup sulit diterima ketika baru memulai,” tuturnya.
Namun ia optimistis langkah itu akan memperkuat permintaan domestik ke depan.
“Refocusing dan efisiensi anggaran akan memperkuat domestic demand nasional,” tegasnya.
Ia berharap penguatan investasi melalui Danantara dan hilirisasi dapat menunjukkan hasil pada 2026.
“Investasi melalui Danantara dan hilirisasi diperluas, harapannya di 2026 kita mulai memetik hasilnya,” katanya.
Anggito juga menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan terhadap dinamika ekonomi global.
Artikel Terkait
Wamenkeu Suahasil Nazara Rangkap Jabatan Plt Dirjen Anggaran Kemenkeu Gantikan Tersangka Isa Rachmatarwata
Kemenkeu Ungkap PNBP Merosot pada Kuartal I 2025, Baru Serap Rp115,9 Triliun
Tarif Joki UTBK di Kampus UPI Setara Mobil Seken Avanza Veloz Tahun 2015