KONTEKS.CO.ID - PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) mencatatkan laba bersih Rp124 miliar sepanjang 2024.
Meski turun 6,91 persen secara tahunan, manajemen bank digital ini menyebut penurunan itu sebagai konsekuensi dari kebijakan meningkatkan rasio pencadangan bukan karena lesunya bisnis.
Kinerja operasional justru menunjukkan gigi pertumbuhan yang makin kuat. Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) melonjak 125 persen menjadi Rp965 miliar, seiring ekspansi penyaluran kredit yang meroket 131 persen menjadi Rp4,25 triliun.
Baca Juga: Indonesia Gandeng Vestas dari Denmark Kembangkan Proyek Energi Angin
"Ini adalah refleksi dari strategi bisnis yang solid, prudent, dan berfokus pada nasabah. Krom semakin kokoh sebagai bank digital yang agile dengan skalabilitas tinggi," ujar Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan, Kamis, 10 April 2025.
Strategi Deposito Tinggi
Tawaran bunga 8,75 persen per tahun menjadi magnet besar bagi dana pihak ketiga (DPK). Hasilnya, DPK melonjak hampir sembilan kali lipat menjadi Rp3,16 triliun pada 2024.
Meski strategi ini menambah beban cost of fund, Krom tetap mengedepankan efisiensi dan disiplin biaya.
Total aset bank tumbuh 83 persen menjadi Rp6,65 triliun, menunjukkan ekspansi yang agresif namun terukur.
Baca Juga: D.O. EXO Kembali Bikin Baper! Rilis OST 'Forever' untuk Drama Resident Playbook yang Sedang Populer
Rasio kecukupan modal (CAR) menyentuh 82,63 persen, jauh melampaui standar minimum regulator, menunjukkan posisi modal yang sangat kuat.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) gross berada di level 3,12 persen, masih dalam batas toleransi, dengan cadangan kerugian yang diperkuat ke 6,46 persen, naik dari 4,67 persen tahun sebelumnya.
Krom juga menjaga struktur biaya secara ketat. Cost to income ratio (CIR) hanya 18,07 persen, mencerminkan efisiensi tinggi.
Baca Juga: Soal Rencana Degradasi di Pelatnas PBSI Usai Piala Sudirman 2025, Begini Respons Fajar-Rian
Ditambah dengan net interest margin (NIM) sebesar 20,01 persen, Krom mencatat margin keuntungan yang impresif dari aktivitas intermediasinya.
Artikel Terkait
DPRD DKI Bakal Tagih Audit Laporan Keuangan Formula E 2022, Sebut Tak Sesuai Ekspektasi
BPK Temukan Persoalan Laporan Keuangan Pemprov DKI, Kelebihan Bayar dan Denda Capai Rp45,8 Miliar
BPK Temukan Masalah Laporan Keuangan DKI, Ini Tindakan Heru Budi Hartono
BEI Pantau Khusus 6 Bank, 2 di Antaranya Belum Beri Laporan Keuangan
Wall Street Melonjak di Tengah Musim Laporan Keuangan, Investor Optimis Hadapi Tantangan Ekonomi