Meski begitu, harga perak diprediksi akan menguat pada paruh kedua 2025 hingga mencapai USD39 per ons (Rp657.000) di akhir tahun.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Klaim Penerimaan Pajak Menguat di Awal 2025: Daya Beli Konsumen Masih Tetap Kuat
Kenaikan harga emas juga dipicu oleh meningkatnya aktivitas pembelian oleh bank sentral yang berusaha mendiversifikasi cadangan devisa mereka dari dolar AS.
Selain itu, arus masuk ke ETF berbasis emas juga mencatat peningkatan, dengan bursa di Tiongkok menunjukkan lonjakan volume perdagangan signifikan.
Baca Juga: Mengungkap Sepak Terjang Wilmar Group: Dari Raksasa Sawit hingga Terseret Kasus Suap Hakim
Menurut Kamakshya Trivedi dari Goldman Sachs, tren kenaikan ini mencerminkan dorongan kuat untuk mendistribusikan aset ke instrumen lindung nilai selain dolar.
Faktor Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Dorong Harga Emas
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyoroti sejumlah faktor yang memperkuat reli harga emas.
Salah satunya adalah sinyal perlambatan ekonomi AS akibat kebijakan tarif impor, sebagaimana diungkap oleh Ketua The Fed Jerome Powell.
Baca Juga: Dipasangkan Lagi dengan Pemain yang Lebih Muda, Begini Kata Apriyani Rahayu
Survei investor pada 17 April 2025 menunjukkan meningkatnya kekhawatiran akan resesi, dengan probabilitas hampir mencapai 50%.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga baru saja merevisi turun proyeksi pertumbuhan globalnya, sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS yang menandakan tekanan resesi.
Konflik geopolitik yang masih berlangsung, seperti ketegangan antara Iran dan AS, situasi di Jalur Gaza, serta konflik Rusia-Ukraina turut memperkuat permintaan terhadap emas sebagai aset aman.
Baca Juga: Ketangkep Lagi! Fachri Albar Dicokok Polres Jakbar Kena Kasus Narkoba
Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, mengatakan bahwa kondisi geopolitik yang memanas dan ketidakpastian ekonomi menjadi pemicu utama penguatan tren bullish emas.
Dalam analisis teknikal, Andy menyebutkan bahwa pola pergerakan harga emas menunjukkan konsistensi penguatan, terutama jika harga tetap berada di atas area support dinamis.
Artikel Terkait
JP Morgan Respons Kehadiran BPI Danantara: Ekonomi Indonesia Untung atau Buntung?
Harga Emas Jumat Hari ini Turun Rp10 Ribu, Permintaan Tinggi, Stok Terbatas
Harga Emas Antam Hari Ini Meledak, Tertinggi Sepanjang Masa, Nyaris Rp2 Juta Per Gram
Bum! Harga Emas Selasa Hari ini Sudah Tembus Rp2.016.000 per Gram
Harga Emas Antam Hari ini Turun Rp22 Ribu ke Rp1.969.000 per Gram