KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali lemah tak berdaya di awal pekan kedua April 2025, bertepatan dengan berlakunya tarif resiprokal yang dirilis Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Membuka perdagangan pada Senin 7 April 2025 pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah 251 poin atau 1,51%dari Rp16.653 per dolar AS (USD) menjadi Rp16.904.
Mengenai pelemahan tersebut, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menilai pelemahan tersebut dipengaruhi oleh respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Donald Trump.
Baca Juga: Jasa Marga Prediksi Arus Balik Kendaraan Lebaran 2025 Masih Akan Berlangsung hingga 11 April 2025
"Sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif Trump yang direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya menjadi pemicu utama pelemahan rupiah," kata Ariston yang juga Direktur PT Doo Financial Futures di Jakarta, Senin 7 April 2025.
Lebih lanjut dia mengatakan, pasar khawatir ekonomi global tidak akan baik-baik saja lantaran mengalami penurunan ekonomi. Kondisi itu sebagai imbas dari perang dagang yang terpicu oleh kebijakan tarif impor terbaru AS.
Mengutip Antara, Ariston mengatakan, regulasi Trump pada akhirnya mendorong pelaku pasar untuk tak bermain di aset berisiko dan cenderung memilih aset yang aman.
Baca Juga: Jenderal Top Iran Sebut Presiden Donald Trump Narsis Pengganggu
Selain kebijakan tarif Trump, terkulainya kurs rupiah juga terpengaruh oleh data tenaga kerja nonfarm payrolls Amerika yang lebih bagus dari proyeksi awal.
Ditambah perang di sejumlah negara yang masih berlangsung bahkan tensinya memanas.
"Perang di Timur Tengah di mana Israel meningkatkan serangan di Jalur Gaza dan AS menyerang Yaman. Lalu perang di Ukraina, di mana Rusia dan Ukraina saling meningkatkan serangan belakangan ini," tuturnya.
Baca Juga: EA Sports Bagikan Kode Redeem FC Mobile Gratis untuk Mabar Senin 7 April 2025
Sampai hari ini, operasional moneter rupiah dan valas atau Bank Indonesia masih libur. "Kita nunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk harga aset berisiko," pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Terkapar Sejak Pagi Kini Rupiah Rp16.635 per Dolar AS, Pengamat: BI Rezim Perry Tak Berdaya, Bisa Jebol Jadi Rp17 Ribu
Rupiah Terpuruk! Ini Momen-momen Terburuk dalam Sejarah Mata Uang Indonesia
Gawat! Rupiah Tembus Rp16.611 Per 1 USD, Krisis Moneter Kembali Menghantui?
Bank Neo Commerce Akhiri Tren Rugi, tapi Masih Dibayangi Defisit Triliunan Rupiah
Rupiah Anjlok Setelah Lebaran ke Rp16.731! Trump Kembali Jadi Biang Kerok?