KONTEKS.CO.ID - Industri startup Indonesia tercoreng karena kasus eFishery yang melakukan fraud dan manipulasi laporan keuangan.
Terkait kasus ini, kepercayaan investor perlu dipulihkan. Diperlukan penerapan tata kelola perusahaan, salah satunya melalui go public.
Analis Strategi Institute Fauzan Luthsa mengatakan, go public atau Initial Public Offering (IPO) tidak hanya bertujuan untuk memperoleh pendanaan dari pasar modal, tapi juga akan meningkatkan transparansi.
Baca Juga: Bareskrim Polri Pastikan Aguan Tak Terkait Kasus Pagar Laut
“Aksi ini memperkuat kredibilitas perusahaan, dari kasus eFishery ini kita belajar banyak. Tanpa GCG akan rawan manipulasi dan salah satu tujuan IPO adalah transparansi perusahaan,” ujar Fauzan dalam keteranganya pada Kamis, 20 Februari 2025.
Fauzan menambahkan, penerapan valuasi perusahaan yang IPO melibatkan banyak pihak, sehingga meminimalisir skema fraud.
“Memang tidak menjamin, tapi ini memitigasi banyak hal negatif dan turut diawasi oleh BEI dan OJK,” katanya.
Baca Juga: Hasto Jalani Pemeriksaan, Massa Pendukung Demo di KPK
Disampaikan Fauzan, banyak perusahaan menengah yang setelah IPO makin berkembang bisnisnya. Selain itu, pembayaran pajak ke negara juga semakin meningkat.
“Jika prosesnya diikuti sesuai aturan, maka tidak akan sulit dan kesempatan menembus pasar global pun terbuka,” katanya.
Disaat yang bersamaan ia juga mengkritisi laman e-IPO keterbukaan Informasi BEI sejak sebulan terakhir tidak memperlihatkan antrian calon emiten, “emiten yang IPO pada Januari lalu penawaran umumnya itu pada Desember.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Langsung Copot Kepala SMAN 6 Depok Usai Dilantik Jadi Gubernur Jawa Barat
Artikel Terkait
BEI Umumkan 35 Perusahaan Antre IPO, Sektor Konsumer Mendominasi
Gunanusa Eramandiri Bidik Dana Rp75 Miliar dari IPO, Begini Detailnya
Resmi IPO, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk Raih Dana Rp30 Miliar
Sukses IPO! Saham ISEA Naik 16 Persen di Hari Pertama Perdagangan
OJK Angkat Bicara! Benarkah Dua Bank Digital Siap IPO Tahun Ini?