KONTEKS.CO.ID - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, berencana mundur dari jabatannya sebagai PM dan pemimpin Partai Liberal.
Pengumuman Justin Trudeau mundur sebagai PM Kanada dan pucuk pimpinan Partai Liberal ia sampaikan pada Senin 6 Januari 2025.
Hal ini menyusul serangkaian spekulasi mengenai masa depan politiknya terkait pertengkaran publik dengan mantan sekutu, mosi tidak percaya, dan menurunnya angka jajak pendapat.
“Setiap pagi saya bangun sebagai perdana menteri, saya terinspirasi oleh ketahanan, kemurahan hati, dan tekad warga Kanada,” kata Trudeau dalam sambutannya dari kediamannya di Rideau Cottage di Ottawa, mengutip Al Jazeera, Selasa 7 Januari 2025.
Dalam kata pengantarnya, ia mencatat perjuangan berat yang Partai Liberal hadapi saat mereka memasuki musim pemilihan federal. Ia menjelaskan dirinya akan mengundurkan diri setelah penggantinya ditemukan.
Baca Juga: Sekeluarga yang Tewas di Tangsel Terungkap, Suami Habisi Anak Istri Lalu Gantung Diri karena Pinjol
“Negara ini layak mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilihan berikutnya. Dan menjadi jelas bagi saya bahwa, jika saya harus berjuang dalam pertempuran internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilihan itu,” tambah Trudeau di hadapan kaukus nasional Partai Liberal.
Lalu apa dampak pengunduran diri Justin Trudeau bagi rakyat Kanada?
Siapakah Justin Trudeau?
Trudeau, 53 tahun, meraih kekuasaan pada 2015 dan sukses memimpin Partai Liberal meraih dua kemenangan lagi di kotak suara pada tahun 2019 dan 2021.
Baca Juga: Hasil Undian India Open 2025, Wakil Ganda Campuran Indonesia Langsung Hadapi Ujian Berat
Putra tertua dari mantan Perdana Menteri karismatik Pierre Trudeau, yang meninggal pada 2000, Justin Trudeau terjun ke dunia politik setelah bekerja sebagai instruktur papan seluncur salju, bartender, penjaga pintu, dan guru.
Ia pertama kali terpilih menjadi anggota DPR Kanada pada 2008 untuk mewakili lingkungan kelas pekerja di Montreal.
Trudeau merombak Senat dengan tujuan membuatnya kurang politis dan lebih transparan dengan mengakhiri penunjukan partisan. Serta menciptakan proses seleksi yang independen dan berbasis prestasi.
Ia juga menandatangani perjanjian perdagangan baru dengan Amerika Serikat dan memperkenalkan pajak karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Kanada selama dua masa jabatan pertamanya sebagai perdana menteri.
Ayah tiga anak ini juga melegalkan ganja, mengadakan penyelidikan publik terhadap perempuan pribumi yang hilang dan dibunuh, dan meloloskan undang-undang yang mengizinkan bunuh diri dengan bantuan medis.
Baca Juga: Kronologi Ayah Baim Meninggal, Lawan Sakit Tumor Pankreas, Ini Profil Johnny Wong