dunia

Ancam Arab, Laporan Ungkap Israel Memodernisasi Kemampuan Senjata Nuklir

Rabu, 19 Juni 2024 | 19:59 WIB
Israel dilaporkan memodernisasi senjata nuklirnya. Foto: TASS

KONTEKS.CO.ID - Senjata nuklir Israel termodernisasi. Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) percaya Israel telah berupaya memodernisasi sistem senjata nuklirnya dalam beberapa bulan terakhir.

SIPRI percaya telah meningkatkan fasilitas produksi di Israel selatan di tengah tren melemahnya diplomasi nuklir di seluruh dunia.

Israel tidak pernah secara terbuka mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir. Namun secara luas Zionis teryakini memiliki sekitar 90 senjata nuklir.

Demikian penilaian SIPRI, Selasa 18 Juni 2024, dalam laporan tahunannya mengenai keadaan persenjataan dan keamanan global. Laporan ini mengkaji perkembangan sepanjang tahun 2023 hingga Januari 2024.

Jumlah Senjata Nuklir Israel dan Negara Nuklir Lainnya


Selain Israel, SIPRI memeriksa persenjataan delapan negara bersenjata nuklir lainnya. Yaitu, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, China, India, Pakistan, dan Korea Utara.

Pada bulan Januari 2024, terperkirakan ada 12.121 hulu ledak nuklir yang tersimpan di seluruh dunia, menurut penilaian tersebut. Sekitar 9.585 di antaranya tersimpan dalam timbunan militer untuk digunakan.

Israel terperkirakan memiliki jumlah hulu ledak yang relatif rendah ketimbang AS dan Rusia. Keduanya memiliki 90% stok senjata nuklir dari seluruh dunia.

Selain memodernisasi persenjataan nuklirnya, SIPRI mengklaim ada bukti bahwa Israel sedang dalam proses meningkatkan reaktor nuklirnya di Kota Dimona di selatan.

Diplomasi nuklir telah melemah dalam beberapa tahun terakhir, namun kembali mengalami pukulan besar pada tahun 2023. Yakni, ketika perang pecah antara Israel dan pejuang Hamas mengancam semakin mengganggu stabilitas kawasan.

Kerusakan serupa juga terjadi pada diplomasi nuklir akibat invasi Rusia ke Ukraina.

"Dunia belum pernah melihat senjata nuklir memainkan peran penting dalam hubungan internasional sejak Perang Dingin,” kata Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI, Wilfred Wan, terkait temuan tersebut, melansir Times of Israel, Rabu 19 Juni 2024.

“Sulit terpercaya bahwa baru dua tahun berlalu sejak para pemimpin lima negara bersenjata nuklir terbesar bersama-sama menegaskan kembali. Bahwa ‘perang nuklir tidak dapat mereka menangkan dan tidak boleh mereka lakukan',” keluhnya.

Laporan SIPRI terbit bersamaan dengan laporan baru dari Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN). ICAN menemukan pada 2023, belanja senjata nuklir di seluruh dunia melonjak sebesar USD10,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Dan Amerika Serikat menyumbang 80% dari peningkatan tersebut. ***

Tags

Terkini