KONTEKS.CO.ID – Pihak berwenang Kamboja memusnahkan tujuh ton narkoba dan obat-obatan terlarang. Total nilai benda terlarang ini mencapai USD70 juta.
Proses pemusnahan terjadi di pinggiran ibu kota, Phnom Penh, Jumat 14 Juni 2024.
Sekretaris Jenderal Otoritas Nasional untuk Pemberantasan Narkoba, Jenderal Meas Virith menegaskan lebih dari 4,1 ton obat-obatan terlarang, termasuk heroin, ganja, metamfetamin, ekstasi, dan ketamin, disita dari penyelundup di seluruh negeri.
Selain itu, sekitar 3,2 ton bahan kimia dan bahan lain yang digunakan untuk memproduksi obat-obatan terlarang juga dimusnahkan.
Pemusnahan dilakukan dengan membakar barang-barang tersebut di tempat pembakaran batu bata.
Dalam sambutannya, Jenderal Meas Virith menekankan pentingnya pendidikan dalam upaya pemberantasan narkoba.
“Cara terbaik saat ini untuk memerangi narkoba adalah dengan mendidik masyarakat Kamboja dari semua lapisan masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkannya,” ujar Meas Virith.
Menurutnya, mengedukkasi masyarakat untuk tidak menggunakan atau memperdagangkan obat-obatan terlarang lebih baik daripada hanya menindak pelaku kriminal.
Dia menambahkan hanya dengan tindakan keras tidak akan cukup untuk mengatasi masalah narkoba secara menyeluruh.
“Jika kita hanya menggunakan tindakan keras, maka kita perlu melakukannya berulang kali. Katakanlah tahun ini kita membakarnya, dan tahun depan kita melakukannya lagi. Tetapi jika kita berinvestasi dalam pendidikan, kesadaran dan perlindungan terhadap narkoba, maka aktivitas narkoba akan berkurang,” jelasnya.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, pihak berwenang Kamboja telah menyelidiki lebih dari 3.800 kasus terkait narkoba.
Kepolisian juga menangkap lebih dari 10.000 orang, termasuk warga asing terkait kejahatan ini.
Menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), Asia Tenggara menjadi wilayah penghasil obat-obatan sintetik, khususnya metamfetamin tertinggi. Begitupun dengan perdagangan benda-benda berbahaya ini.
"Penyitaan metamfetamin kristal telah meningkat dari tahun ke tahun di Kamboja selama tujuh tahun berturut-turut, mencapai lebih dari 1,4 ton pada tahun 2023, menunjukkan perluasan pasar narkoba yang sedang berlangsung di negara tersebut," ungkap UNODC dalam sebuah laporan bulan lalu.
Selain itu, jumlah penyitaan heroin di Kamboja meningkat dua kali lipat pada tahun 2023. UNODC mencatat peningkatan penyitaan heroin ini terjadi di beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara.***