KONTEKS.CO.ID – Mantan anggota parlemen AS David Rivera ditangkap atas tuduhan menjadi agen asing, berkonspirasi untuk mencuci uang dan secara ilegal bertindak sebagai agen pemerintah Venezuela.
Kader partai republik ini ditangkap pada Senin 5 Desember 2022 bersama seorang rekannya.
-
Rivera dan Esther Nuhfer berusaha untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dan mencegah sanksi ekonomi AS lebih lanjut terhadap Venezuela. Namun itu semua dilakukan tanpa mengungkapkan klien yang diwakilinya sebagaimana diwajibkan oleh Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing.
Sebagai imbal balik atas usahanya, grup konsultan Rivera Interamerican Consulting menerima pembayaran $15.000.000 atau sekitar Rp232.875.000.000 pada periode Maret dan April 2017 dari PDV USA, anak perusahaan AS dari perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA.
"Petugas penegak hukum menangkap David Rivera hari ini di Atlanta, Georgia, di mana dia pertama kali muncul di pengadilan di hadapan hakim federal," kata juru bicara Jaksa AS untuk Distrik Selatan Florida.
"Pada 16 November 2022, Rivera didakwa oleh dewan juri federal yang duduk di Distrik Selatan Florida."
Mereka juga didakwa terlibat dalam transaksi dengan properti yang diperoleh secara kriminal.
Reuters tidak dapat memperoleh komentar dari Rivera atau Nuhfer.
Keduanya berusaha menyembunyikan sifat pekerjaan mereka saat berkomunikasi satu sama lain dan dengan pejabat asing, demikian Jaksa menerangkan dalam dakwaannya.
Mereka menggunakan kata kode seperti "melon" atau "melon" sebagai pengganti jutaan dan menyebut Presiden Venezuela Nicolas Maduro "el guaguero", sebuah istilah yang di beberapa negara mengacu pada seorang sopir bus, profesi Maduro pada 1990-an.
Aset AS PDVSA telah dikendalikan oleh oposisi Venezuela sejak 2019. Pada tahun 2020, unit PDVSA di bawah kendali oposisi menggugat Interamerican Consulting, dengan menyatakan menerima $15 juta dari PDVSA tetapi tidak melakukan layanan yang berarti.
Interamerican membayar jutaan dolar kepada perusahaan yang mengelola kapal pesiar untuk seorang pengusaha Venezuela, menurut catatan yang muncul dari gugatan itu. ***