KONTEKS.CO.ID - Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menolak permintaan Amerika Serikat untuk menghentikan impor gas alam cair (LNG) dari Rusia.
Menurutnya, penghentian impor dapat memengaruhi kebutuhan energi dalam negeri dan meningkatkan biaya listrik secara signifikan, menyulitkan masyarakat Jepang.
Pertemuan Bilateral dengan Trump
Dua pejabat Jepang mengungkapkan kepada Reuters bahwa Takaichi menyampaikan keberatannya secara langsung kepada Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan bilateral di Tokyo, Selasa 28 Oktober 2025.
Takaichi meminta pengertian AS terkait kebutuhan energi Jepang yang tidak bisa ditunda begitu saja.
Baca Juga: Threads Rilis Fitur Ghost Post! Unggahan Hilang Otomatis dalam 24 Jam, Mirip Stories Instagram
Ketergantungan Jepang pada Gas Rusia
Jepang masih sangat bergantung pada pasokan LNG dari Rusia, yang menyumbang hampir sembilan persen dari total impor LNG negara itu.
Selain itu, perusahaan besar Jepang seperti Mitsui & Co dan Mitsubishi Corp memiliki saham di proyek LNG Sakhalin-2 di Timur Jauh Rusia, yang menjadi sumber energi penting selama bertahun-tahun.
Tekanan AS untuk Sanksi Rusia
Sebelum kunjungannya ke Asia, Washington mendorong negara pembeli energi Rusia, termasuk Jepang, untuk menghentikan impor dan menjatuhkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil.
Langkah ini dimaksudkan menekan Moskwa agar mengakhiri konflik di Ukraina.
Baca Juga: Unggahan Deddy Corbuzier usai Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai: Bukan Karena Berhenti Mencintai...
Takaichi menekankan kepada Trump bahwa penghentian impor LNG Rusia hanya akan menguntungkan China dan Rusia.
Menteri Perindustrian Jepang juga memperingatkan bahwa menggantikan pasokan Rusia akan sangat mahal dan berpotensi menaikkan harga listrik domestik secara tajam.
Selain LNG, Jepang masih mengimpor kurang dari satu persen minyak mentah dari Rusia melalui pengecualian sanksi yang berlaku hingga Desember mendatang.
Sebagian besar kebutuhan minyak Jepang tetap berasal dari Timur Tengah, sementara negara tersebut berupaya mengurangi ketergantungan pada Australia sebagai pemasok LNG utama.***