dunia

Air Danau Galilea di Israel Tiba-Tiba Berwarna Merah Darah, Disebut-sebut Tanda Kiamat di dalam Alkitab

Sabtu, 9 Agustus 2025 | 14:29 WIB
Warna air Danau Galilea di Israel berubah menjadi merah sehingga menimbulkan polemik tanda kiamat sudah dekat. ( Kementerian Lingkungan Hidup Israel)

KONTEKS.CO.ID - Laut Galilea di Israel yang digambarkan dalam Alkitab secara misterius berubah menjadi merah darah.

Perubahan ini membuat penduduk setempat panik dan memperingatkan akan adanya 'pertanda buruk' bahkan hari kiamat sudah dekat.

Laman Daily Mail, Sabtu 9 Agustus 2025, melaporkan, para pengunjung pantai kaget menyaksikan air ombak merah tua bergulung ke pinggiran danau.

Baca Juga: Reaksi Alwi Farhan setelah Dipastikan Tampil di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025

Beberapa dari mereka membandingkan transformasi mengerikan ini dengan sepuluh tulah yang ditimpakan Tuhan kepada bangsa Mesir dalam kisah Keluaran (Exodus) di Alkitab.

Menurut Kitab Suci, kutukan tersebut menyebabkan air Sungai Nil dipukul oleh tongkat Musa atas perintah Tuhan, mengubahnya menjadi darah.

“Beginilah firman Tuhan: Dari hal inilah kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan. Sesungguhnya, dengan tongkat yang ada di tangan-Ku, Aku akan memukul air yang ada di Sungai Nil, sehingga air itu akan berubah menjadi darah,” demikian bunyi Exodus 7:17-21, mengutip Daily Mail.

Baca Juga: Musi Rawas Utara Geger, Bocah Kelas 4 SD Tusuk Leher Siswa MTs dengan Gunting di Leher hingga Tewas

Pertunjukan apokaliptik ini langsung menggemparkan media sosial. Banyak warganet yang menyebutnya sebagai tanda akhir zaman alias kiamat, tetapi para ilmuwan mengatakan ada penjelasan yang jauh lebih sederhana dari kejadian itu.

Kementerian Lingkungan Hidup Israel mengonfirmasi, bahwa perubahan warna Bulan ini disebabkan oleh ledakan alga hijau di danau air tawar tersebut. Hal itu mengubah air menjadi warnah merah ketika pigmen alami terbentuk di bawah sinar Matahari yang terik.

Pigmen tersebut tidak berbahaya dan pengujian menunjukkan air tersebut aman untuk berenang, meskipun warnanya meresahkan.

Baca Juga: Laporan Terbaru Madani Berkelanjutan, Indonesia Kehilangan 206 Ribu Hektare Hutan

Pengujian oleh Laboratorium Penelitian Kinneret menemukan bahwa alga di area yang terdampak tidak berbahaya, tanpa risiko kesehatan atau reaksi alergi yang dilaporkan pada mereka yang terpapar.

Perubahan warna tersebut disebabkan oleh Botryococcus braunii, yang ditemukan di berbagai lingkungan perairan seperti air tawar dan air payau di seluruh dunia.

Halaman:

Tags

Terkini