KONTEKS.CO.ID - Ilmuwan yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah mengidentifikasi galaksi kuno yang berperan dalam periode transisi kritis di alam semesta awal.
Galaksi ini, yang disebut JADES-GS-z13-1, diperkirakan telah membantu mengakhiri “zaman kegelapan” lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Temuan ini diungkap dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature dan menambah wawasan baru tentang bagaimana alam semesta pertama kali mulai bersinar setelah Big Bang.
Baca Juga: Perang Dagang Trump Mengguncang Inggris, Investor Mulai Khawatir
Mengintip 13,5 Miliar Tahun ke Masa Lalu
Teleskop Webb, yang memiliki kemampuan melihat jauh ke masa lalu, mengamati JADES-GS-z13-1 seperti yang tampak sekitar 330 juta tahun setelah Big Bang, atau sekitar 13,5 miliar tahun yang lalu.
"Dalam JADES-GS-z13-1, Webb telah mengonfirmasi salah satu galaksi terjauh yang diketahui hingga saat ini," ujar astrofisikawan Joris Witstok dari Cosmic Dawn Center, Universitas Kopenhagen, dan Institut Niels Bohr.
"Tidak seperti galaksi lain pada jarak yang sama, galaksi ini menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa ia mengandung sumber radiasi ultraviolet yang sangat kuat dan telah memulai reionisasi lebih awal," tambahnya.
Baca Juga: Harga Tiket Konser My First Story Jakarta, Paling Murah Rp1 Juta
Reionisasi adalah proses di mana radiasi ultraviolet dari bintang pertama dan lubang hitam supermasif mulai mengionisasi gas hidrogen netral, memungkinkan cahaya menembus kabut kosmik dan membuat alam semesta menjadi lebih transparan.
Zaman Kegelapan Kosmik dan ‘Menyalakan Lampu’ Semesta
Setelah Big Bang, alam semesta awal adalah sup hidrogen, helium, dan materi gelap yang masih dalam keadaan netral dan tidak memungkinkan cahaya ultraviolet menembusnya.
"Alam semesta setelah Big Bang sepenuhnya buram terhadap radiasi ultraviolet yang kuat," jelas astrofisikawan Kevin Hainline dari Steward Observatory, Universitas Arizona.
Namun, saat bintang pertama dan lubang hitam supermasif mulai terbentuk, radiasi ultraviolet yang dipancarkan menyebabkan atom hidrogen melepaskan elektronnya, membuat gas menjadi terionisasi.
Baca Juga: Adolescence Ditonton 66 Juta di Netflix, Kritikus Kompak Memuji: Skor Nyaris Sempurna
Inilah yang disebut sebagai zaman reionisasi, periode ketika “lampu” alam semesta mulai menyala.