KONTEKS.CO.ID - Demo di Bangladesh berujung maut. Belakangan, ratusan mahasiswa Bangladesh turun ke jalan menuntut penghapusan sistem kuota yang memberikan 30% pekerjaan di pemerintahan bagi keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh 1971.
Demonstran menganggap kebijakan ini hanya menguntungkan pendukung Hasina, pemimpin partai Liga Awamiz.
Bentrokan antara aktivis mahasiswa Universitas Dhaka dan Polisi Bangladesh tak terelakkan. Hingga memuncak Senin lalu, yang sebabkan ratusan korban.
Total sudah ada 110 orang tewas pada aksi demo di Bangladesh ini. Menurut data dari rumah sakit di Bangladesh, selain korban jiwa bentrokan tersebut telah melukai ribuan orang.
Melansir dari NDTV, saat ini para Tentara Bangladesh berpatroli di jalan-jalan sepi di ibu kota Dhaka pada hari Sabtu dan memasang penghalang jalan selama jam malam.
Bahkan, Layanan internet dan pesan teks telah berhenti sejak Kamis. Panggilan telepon luar negeri sebagian besar gagal tersambung.
Sementara situs web organisasi media yang berbasis di Bangladesh dan akun media sosial mereka tetap tidak aktif.
“Menghapuskan negara berpenduduk hampir 170 juta orang dari Internet adalah langkah drastis, yang belum pernah kita lihat sejak revolusi Mesir tahun 2011,” kata John Heidemann, kepala ilmuwan divisi jaringan dan keamanan siber di USC Viterbi’s, Minggu 21 Juli 2024.***