KONTEKS.CO.ID - Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry akhirnya embai ke negaranya yang tengah kacau. Dia mendarat di ibu kota San Juan, Selasa, 5 Maret 2024.
Pekan lalu, dia berkunjung ke Kenya untuk mencapai kesepakatan mengenai pembentukan pasukan keamanan multinasional dengan dukungan PBB.
Pasukan ini nantinya akan memerangi geng-geng kriminal di Haiti yang berbuat onar menuntut PM Henry turun.
Kantor Gubernur Puerto Riko mengonfirmasi Henry telah mendarat di ibu kota San Juan.
Sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021, geng-geng kekerasan telah memperluas kendali atas wilayah mereka.
PM Henry yang memimpin pemerintahan sementara, telah berjanji untuk mundur pada Februari lalu.
[irp posts="249062" ]
Namun dia menunda prosesnya, dengan alasan kurangnya keamanan.
Sebelumnya, pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat pada Minggu, 3 Maret 2024.
Ini lantaran para narapidana melarikan diri dalam dua pembobolan penjara besar.
Kini, bisnis termasuk bandara terhenti pasacabaku tembak di dekat mereka dalam beberapa hari terakhir.
Kantor imigrasi PBB mengatakan pada akhir pekan bahwa setidaknya 15.000 orang telah mengungsi akibat kekerasan.
“Geng-geng bersenjata memaksa kami meninggalkan rumah. Mereka menghancurkan rumah-rumah kami, dan kami berada di jalanan,” kata seorang pria yang bernama Nicolas dan tinggal di sebuah kamp.***