• Senin, 22 Desember 2025

Kue Lapis Legit Gemparkan Media Lokal AS

Photo Author
- Jumat, 2 Desember 2022 | 18:40 WIB

KONTEKS.CO.ID - Menjelang akhir tahun yang biasa dipenuhi dengan berbagai perayaan hari besar, para penjual kue tradisional Indonesia di Amerika mulai dibanjiri dengan berbagai pesanan kue, seperti lapis legit.

“Dari kecil saya memang suka makan lapis legit. Mama suka belikan jajan-jajan(an) atau kue-kue gitu. Saya juga pesan lapis legit untuk teman-teman dan ternyata mereka juga suka,” kata diaspora Indonesia, Mita Kole, yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di sekolah dasar di Chicago ini, seperti ditulis VOA.

Namun, bagi Mita, kue ini adalah penganan manis yang juga biasa ia beli untuk berbagai acara, seperti ulang tahun.

Walau sudah lama menetap di Amerika, diaspora Indonesia, Lina Rachman di Gathersburg, Maryland mengaku lebih memilih untuk membeli kue tradisional Indonesia dari katering atau bisnis milik warga Indonesia untuk buah tangan, jika dibandingkan kue lainnya.

“Kalau kue cake sudah biasa. Tapi kalau yang ini kan kita bawa buah tangan gitu, dipotong-potong, bagus gitu. Dan enggak terlalu manis juga. Kalau cake kan manis,” jelas Lina.

Biasanya, Lina memesan baik kue ini atau lapis Surabaya ke warga Indonesia yang memiliki bisnis katering makanan dan kue khas Indonesia di Amerika.

Salah satunya, Adiwi Ayundari, yang sudah terjun ke bisnis katering dan kue tradisional Indonesia di negara bagian Maryland dalam kurang lebih 12 tahun belakangan ini. Ia kerap menerima pesanan untuk hari-hari besar, termasuk hari raya bersyukur atau Thanksgiving yang baru saja berlalu, perayaan natal, dan akhir tahun.

Selain kue biasa, Adiwi juga menjual kue yang bentuknya mirip tumpukan tripleks ini dengan buah prune, juga dengan tambahan keju dan kacang almond, dengan harga yang berkisar antara 65 hingga 75 dolar per loyang atau mencapai sekitar 1,2 juta rupiah.

 

Jadi Incaran Warga Belanda di AS

Kelezatan dan kelembutan lapis legit hasil buatan Ollyvia ternyata tak hanya berhasil menarik perhatian diaspora Indonesia yang rindu akan kue tradisional Indonesia ini, namun juga warga keturunan Singapura, Malaysia, bahkan Belanda.

“Jadi banyak nenek-nenek yang dulu lahirnya di Indonesia, tapi sudah pindah ke Holland dan juga immigrate lagi ke (Amerika Serikat). Mereka punya kenangan, ‘oh, dulu mama saya pernah bikin lapis legit,’ tapi dia enggak pernah ketemu lapis legit di mana pun, sampai mereka menemukan aku,” kata Ollyvia.

Walau banyak yang mengincar, bagi Ollyvia tantangan untuk bisa menembus pasar lokal Amerika tetap ada, mengingat harga kuenya yang mahal.

“Kalau untuk orang lokal (Amerika), mereka enggak ngerti, ‘oh, ini kue kenapa mahal banget.’ Tapi kalau misalnya jual ke orang Indonesia atau orang Singapura yang ngerti, ‘oh kue lapis itu mahal gara-gara (proses pembuatannya memakan banyak waktu) dan juga bahan-bahannya premium. Kayak telurnya banyak, (menteganya) banyak. Itu kan semuanya mahal,” jelas Ollyvia.

Menurut Ollyvia, membuat kue lapis legit “susah-susah, enggak,” tetapi memakan banyak waktu. Pasalnya untuk membuat satu loyang lapis legitnya diperlukan waktu sekitar 5-6 jam.

Usaha dan kerja keras Ollyvia tidak sia-sia. Keunikan dari lapis legit buatannya berhasil menarik perhatian surat kabar lokal, Chicago Reader, yang menyebut kuenya yang terdiri dari 20 lapisan ini 'legit' alias sangat enak. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fauzan Luthsa

Tags

Terkini

X