• Senin, 22 Desember 2025

Ancaman Wabah Kolera di Tengah Misi Penyelamatan Gempa Myanmar

Photo Author
- Minggu, 6 April 2025 | 12:50 WIB
Wabah kolera mengancam siapa saja dalam misi penyelamatan Gempa Myanmar. (WFTV)
Wabah kolera mengancam siapa saja dalam misi penyelamatan Gempa Myanmar. (WFTV)

KONTEKS.CO.ID - Hujan turun di beberapa bagian Myanmar yang terdampak gempa pada akhir pekan lalu, dapat mempersulit upaya penyelamatan terutama meningkatkan risiko penyakit.

Kepala Bantuan PBB mengatakan butuh lebih banyak tenda untuk menampung mereka yang kehilangan rumah.

Jumlah korban tewas dari gempa besar yang melanda pada 28 Maret lalu meningkat menjadi 3.471.

Jumlah itu ditambah 4.671 orang terluka dan 214 lainnya masih hilang.

Agen bantuan telah memperingatkan kombinasi hujan yang tidak biasa dan panas ekstrem dapat menyebabkan wabah penyakit, termasuk kolera.

Kolera adalah penyakit perut, disertai buang-buang air dan muntah-muntah, dapat menular, disebabkan oleh basil, kuman.

Ancaman itu mengintai kalangan para penyintas gempa yang sedang berkemah di luar ruangan.

"Keluarga-keluarga tidur di luar reruntuhan rumah, sementara mayat orang yang mereka cintai ditarik dari puing-puing,” Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, yang sedang berkunjung, dalam sebuah posting di X.

“Rasa takut yang nyata akan gempa lebih lanjut," ucapnya.

"Kami perlu mendapatkan tenda dan harapan kepada para penyintas saat mereka membangun kembali kehidupan mereka yang hancur," tambahnya.

Tindakan yang kuat dan terkoordinasi adalah kunci untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Negara-negara tetangga Myanmar, seperti China, India, dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk di antara mereka yang mengirimkan pasokan bantuan dan penyelamat selama minggu lalu untuk mendukung upaya pemulihan di daerah-daerah yang terdampak gempa.

Amerika Serikat, yang hingga baru-baru ini menjadi donor kemanusiaan terbesar di dunia, telah berjanji setidaknya USD9 juta untuk Myanmar guna mendukung komunitas yang terdampak gempa.

Namun, pejabat AS saat ini dan yang lalu mengatakan pembongkaran program bantuan luar negeri AS telah mempengaruhi respons mereka.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X