Namun setelah Trump kembali menjabat, ia menegaskan tidak akan menegakkan aturan tersebut. Perusahaan seperti Nvidia akhirnya harus melakukan pemeriksaan risiko sendiri. Mantan pejabat kontrol ekspor, Thea Kendler, menegaskan: "Pemerintah mendesak perusahaan-perusahaan untuk melakukan uji tuntas mereka sendiri."
Indosat Bantah Klaim Sensitif
INF mengaku tidak terlibat riset militer dan mematuhi hukum AS, dan kini memperluas kerja sama cloud ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Fokus perusahaan adalah AI untuk keuangan dan kesehatan.
CEO Indosat, Vikram Sinha, ketika ditanya soal klien dari China, menjawab bahwa semua klien, baik Amerika maupun Cina, melalui proses persetujuan yang sama.
"Setiap pelanggan di luar Indonesia tunduk pada peraturan yang sama, baik perusahaan AS maupun perusahaan China. Jika mereka memenuhi semua peraturan, kami mendukungnya," tegasnya.
Indosat menegaskan INF tidak memiliki akses fisik ke perangkat keras; mereka hanya menyewa daya komputasi. Infrastruktur ini disebut ditujukan untuk produk AI yang relevan untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
Namun, fakta tetap menunjukkan bahwa China masih bisa memanfaatkan teknologi AS lewat jalur tidak langsung. CEO Nvidia Jensen Huang bahkan mengakui pangsa pasar Nvidia di Tiongkok turun dari 95 persen menjadi nol karena larangan ekspor. Meski begitu, perusahaan China terus menemukan cara lain, mulai dari perantara hingga memindahkan data lewat koper berisi hard drive.
"Kami mendukung visi pemerintahan Trump untuk mengamankan kepemimpinan AI AS dan menciptakan lapangan kerja di Amerika. Kontrol Biden merugikan pembayar pajak puluhan miliar dolar, melumpuhkan inovasi, dan menyerahkan posisi kepada pesaing asing," terang juru bicara Nvidia.
Dalam dunia kripto dan keuangan, peran komputasi AI seperti ini sangat penting. Vivien Lin, Chief Product Officer BingX, mengatakan: "Masa depan perdagangan akan bergantung pada seberapa baik manusia dan mesin bekerja sama. Pengubah permainan yang sesungguhnya adalah bagaimana kita memilih menggunakan alat-alat ini untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan lebih percaya diri,".
Terlepas dari apakah Washington akan memperketat aturan lagi atau tidak, namun kenyataan sudah jelas: cloud menjadi pintu belakang baru bagi China untuk mengakses kekuatan AI Amerika.***
Artikel Terkait
Pengungkapan Kasus Dugaan Korupsi EDC BRI Seret Nama Direktur Indosat Irsyad Sahroni, Saksi atau Tersangka?
Mau Ditanya Kasus EDC BRI, Direktur Indosat Ooredoo Hutchison Irsyad Sahroni Mangkir dari Panggilan KPK
Indosat Blokir Ratusan Juta Panggilan dan Pesan Penipuan lewat Fitur Anti-Scam Berbasis AI
Koalisi Cek Fakta dan ICT Watch Teken MoU Gunakan AI ‘Galifakta’ untuk Tangani Disinformasi, Sekaligus Edukasi Publik
Perpres AI Jadi Prioritas 2026, Pemerintah Akui Regulasi 'Ketinggalan Kereta' dari Adopsi Publik