KONTEKS.CO.ID - OpenAI mengumumkan kebijakan baru berupa verifikasi usia pengguna ChatGPT.
Hal ini dilakukan setelah kasus tragis bunuh diri remaja berusia 16 tahun yang diduga dipicu interaksi intens dengan chatbot AI.
CEO OpenAI, Sam Altman, menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk mengutamakan keselamatan remaja dibandingkan privasi pengguna.
Mulai diberlakukan pada September 2025, sistem ChatGPT akan membatasi respons bagi pengguna di bawah 18 tahun.
Proses verifikasi dilakukan dengan identitas resmi seperti KTP atau melalui sistem prediksi usia berbasis pola interaksi pengguna.
Respons ChatGPT Akan Dibedakan
Bagi pengguna yang teridentifikasi di bawah umur, ChatGPT akan memberikan jawaban dengan standar keamanan khusus:
- Konten seksual dan eksplisit diblokir.
- Tidak merespons permintaan terkait bunuh diri, self-harm, atau konten berbahaya lainnya.
- Chatbot tidak akan menuruti permintaan ‘menggoda’ atau percakapan yang dianggap tidak sehat.
Baca Juga: Masih Bingung Jawab Mama-Mama Papua, Analis Nilai Gibran Belum Pantas Dua Periode
- Jika remaja menunjukkan indikasi bunuh diri, sistem akan berusaha menghubungi orang tua atau pihak berwenang bila terdapat ancaman serius.
Altman menambahkan, "Kami tahu ini menyentuh isu privasi bagi orang dewasa, tetapi keselamatan anak-anak adalah prioritas."
Kebijakan ini muncul setelah keluarga Adam Raine, remaja asal California, mengajukan gugatan terhadap OpenAI.
Artikel Terkait
OpenAI Rilis Senjata untuk Mematikan DeepSeek, Namanya 'Penelitian Mendalam'
Perang Teknologi: Google Umumkan Model Gemini AI yang Lebih Cepat dan Murah Ketimbang OpenAI
OpenAI Tertarik Google Chrome, Biar ChatGPT Makin Oke
Jangan Bilang Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT, CEO OpenAI Punya Alasan Kuat
Trik Foto Keluarga di Lift Pakai ChatGPT Jadi Viral, Netizen Bilang Ala Drama Korea Banget!