Untuk mendisiplinkan para pendaki, pemerintah Nepal mewajibkan setiap pendaki di atas base camp membawa pulang minimal 8 kilogram sampah.
Bila tidak, mereka kehilangan uang jaminan sebesar US$4.000 (sekitar Rp65 juta). Selain itu, sejak tahun lalu, pendaki juga diwajibkan membawa kantong khusus limbah manusia mirip kantong sampah anjing untuk mencegah kontaminasi limbah ke aliran air yang mengalir ke desa-desa di lereng gunung.
Ancaman Perubahan Iklim
Masalah ini makin mendesak seiring perubahan iklim yang mempercepat pencairan es dan salju di Everest, mengungkap lapisan sampah yang tertimbun selama puluhan tahun.
Selain menjadi pemandangan memalukan di salah satu keajaiban alam dunia, sampah-sampah ini membawa ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat sekitar, seperti potensi penyebaran penyakit kolera dan pencemaran air bersih.
Baca Juga: Dilaporkan Hilang, Notaris Bogor Ditemukan Tewas Terikat di Sungai Citarum
Harapan Baru di Ketinggian Dunia
Meskipun tantangan masih besar, keterlibatan teknologi seperti drone dan kesadaran lingkungan yang meningkat memberi harapan baru untuk mengembalikan martabat Gunung Everest sebagai simbol keagungan alam, bukan tempat pembuangan sampah.
Dengan kolaborasi antara teknologi, pemerintah, komunitas lokal, dan para pendaki itu sendiri, puncak tertinggi dunia ini mungkin suatu hari bisa bebas dari beban limbah yang selama ini menodai keindahannya.***
Artikel Terkait
Bikin Sedih, Viral Video Gunung Everest Dipenuhi Tumpukan Sampah Pendaki
Pendaki Kenya Tewas di Gunung Everest, Evakuasi Jenazah Sulit
Kenton Cool Catat Rekor, Pendaki Non-Nepal Pertama yang Sukses ke Puncak Everest 19 Kali!
Anggi Wahyuda, Pendaki Disabilitas yang Taklukan Everest Basecamp dan Buktikan Mimpi Tak Terbatas!