• Senin, 22 Desember 2025

Dari Puncak ke Base Camp, Drone Angkut Sampah Everest dalam 6 Menit

Photo Author
- Sabtu, 5 Juli 2025 | 06:25 WIB
Dari Puncak ke Base Camp: Drone Angkut Sampah Everest dalam 6 Menit (Pixabay/dlumatcha)
Dari Puncak ke Base Camp: Drone Angkut Sampah Everest dalam 6 Menit (Pixabay/dlumatcha)

KONTEKS.CO.ID - Gunung Everest, yang menjulang tinggi di perbatasan Nepal dan Tibet dengan ketinggian 8.849 meter, tengah menghadapi krisis lingkungan serius.

Gunung yang dulunya dianggap suci dan tak terjamah ini kini dijuluki sebagai "tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia" karena tumpukan limbah manusia, tabung oksigen kosong, dan sisa makanan yang berserakan di sepanjang jalur pendakian.

Sampah Gunung, Bahaya yang Meningkat

Seiring meningkatnya popularitas pendakian Everest sejak era 1990-an, ribuan orang mengunjungi kawasan ini setiap tahun.

Baca Juga: Kantongi Restu Pangeran Mohammed bin Salman, Menag Yakin Kampung Haji Indonesia Segera Dibangun di Arab Saudi

Dalam musim pendakian yang berlangsung dari akhir April hingga akhir Mei, puluhan ribu pejalan kaki menuju base camp, meski hanya ratusan yang mencoba mencapai puncak.

Namun jejak yang ditinggalkan bukan hanya semangat petualangan, melainkan juga jejak ekologis yang merusak.

Lokasi paling terdampak adalah Camp 1 di ketinggian 6.065 meter, tempat para pendaki menginap sebelum melanjutkan ke ketinggian yang lebih ekstrem.

Limbah manusia, sisa makanan, tenda rusak, botol plastik, hingga tabung oksigen bekas menumpuk di sana, mencemari gletser dan memperparah risiko kesehatan bagi para pendaki dan komunitas lokal.

Drone Jadi Penyelamat

Dalam upaya mengatasi persoalan ini, teknologi menjadi sekutu baru. Dua drone raksasa DJI FlyCart 30 milik SZ DJI Technology Co kini digunakan untuk membersihkan sampah dari Camp 1 ke base camp, menempuh perjalanan menurun sejauh 700 meter hanya dalam waktu enam menit.

Baca Juga: Korps Adhyaksa Berduka, Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Meninggal Dunia

Sebelumnya, pekerjaan ini membutuhkan waktu empat jam bagi para Sherpa, yang menanggung beban 20 kilogram per orang, melewati medan berbahaya dengan retakan dan es runtuh.

Drone-drone ini dikerahkan oleh perusahaan Nepal, Airlift Technology, yang dalam satu musim pendakian dari pertengahan April hingga pertengahan Mei telah membantu mengangkut lebih dari 280 kilogram sampah.

Setelah drone mengirim perlengkapan seperti tali dan tangga ke atas, para Sherpa mengaitkan kantong berisi puing untuk dibawa turun kembali oleh drone yang terbang dengan suara bising menyerupai nyamuk raksasa.

Upaya dan Aturan Baru

Tshering Sherpa, Kepala Eksekutif Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC), menjelaskan bahwa program pembersihan ini telah berjalan intensif sejak 2019, termasuk kolaborasi dengan tentara Nepal yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100 ton sampah dari Everest dan gunung-gunung sekitarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X