Ketegangan pun makin terasa antara prinsip perlindungan data Eropa dan kebijakan keamanan nasional AS.
Baca Juga: Sedih, Ekspor Sawit Indonesia Turun 39 Persen, Uni Eropa Masih Jadi Ganjalan
Pemerintah Turut Ambil Sikap
Pergeseran ini bukan cuma terjadi di level pengguna.
Pemerintah Jerman, contohnya, mulai mengurangi ketergantungan terhadap teknologi dari Negeri Paman Sam.
Beberapa wilayah seperti Schleswig-Holstein bahkan mewajibkan instansi pemerintahan memakai software open-source dan cloud lokal, bukan produk dari raksasa teknologi Amerika.
Baca Juga: Resmi! Toko Kelontong Mirip Warung Madura Dilarang Jualan Rokok, Kurma, Daging, Buah, dan Sayuran
Mereka juga mulai memilih internet satelit Eutelsat milik Prancis daripada Starlink milik Elon Musk.
Pilihan ini jelas memperlihatkan arah Eropa ke depan: ingin punya kemandirian digital.
Tren meninggalkan Google dan kawan-kawan ini bukan karena benci Amerika.
Tapi karena ingin pilihan yang lebih transparan dan aman.
Dan inilah era baru digital Eropa—yang lebih terbuka, tidak tergantung pada satu pihak, serta berpihak pada pengguna.
Kalau kamu tinggal di Eropa, mungkin sekarang sudah mulai mempertimbangkan: “Masih mau lanjut pakai Gmail dan Google, atau pindah ke yang lebih independen?”***
Artikel Terkait
Biaya Internet Dunia 2025, Indonesia Mahal dan Lambat
Gratis, Garena Bagikan Kode Redeem FF Free Fire Senin 23 Juni 2025, Hajar!
Cara Mudah Cek Aktivitas Login Instagram, Cek Pula Aktivitas Login Melalui Browser
Peretasan Bank, SPBU, dan Pencurian Kripto: Beginilah Perang Israel dan Iran di Dunia Maya
Ragam Fitur TV Sharp AQUOS XLED: Gambar Super-Jernih dan Suara Menggelegar