daerah

PB XIV Tata Ulang Keraton Surakarta: Struktur Baru Resmi, Tradisi dan Modernisasi Bergandengan

Rabu, 19 November 2025 | 21:00 WIB
PB XIV tetapkan struktur baru Bebadan Keraton Surakarta. (Instagram @kraton_solo)

KONTEKS.CO.ID - PB XIV, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Susuhunan Paku Buwono XIV, resmi menetapkan struktur baru Bebadan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Rabu, 19 November 2025.

Langkah ini menyusul penobatan Gusti Purboyo sebagai Raja Keraton PB XIV pada 15 November lalu.

Raja baru ini tak sekadar memimpin secara simbolis. Penataan ulang struktur menjadi strategi untuk memperkuat tata kelola, mengembalikan marwah, dan memastikan Karaton tetap relevan sebagai pusat budaya Jawa yang hidup dan berwibawa.

Baca Juga: Ledakan SMAN 72 Jakarta, Polisi Temukan Siswa Terinspirasi Grup True Crime Community di Internet

Tradisi Bertemu Profesionalisme

Menurut juru bicara PB XIV, KPA Singonagoro, struktur baru ini dirancang dengan hati-hati, menggabungkan nilai adat, keahlian profesional, dan pendekatan akademik modern.

“Kami menempatkan sesepuh dan tokoh adat sebagai penasihat utama Raja untuk menghormati kebijaksanaan leluhur,” ujarnya.

Di sisi lain, hadir pula staf khusus dari kalangan profesor dan pakar multidisiplin, menegaskan Karaton siap menghadapi tantangan zaman.

Baca Juga: Gagal Total di Australian Open 2025, Jonatan Christie Dipaksa Angkat Kaki oleh Yushi Tanaka dalam 32 Menit

Lembaga Hukum Raja dan Peran Baru

Dalam struktur ini, KPAA Sugeng Nugroho Dwijonagoro menjadi Sekretaris Pribadi Raja, sementara KPA Singonagoro ditetapkan sebagai Juru Bicara resmi.

PB XIV juga membentuk Lembaga Hukum Raja, dengan KP Teguh Satya Bhakti dan KP Sionit T. Martin Gea sebagai penguat legitimasi dan perlindungan hukum Karaton.

“Dengan struktur baru ini, Karaton menjadi lebih kuat, profesional, dan punya jangkauan peran yang lebih luas,” kata Singonagoro.

Baca Juga: Chat Bocor soal Nafkah Usai Cerai, Kisruh Baru Ruben Onsu Sarwendah Meledak Usai Isu Debt Collector

PB XIV menegaskan Karaton bukan hanya simbol masa lalu. Semua keputusan bertujuan agar Karaton tetap hidup, relevan, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

“Beliau tidak ingin ada sekat. Yang dikehendaki adalah harmoni, persatuan, dan sinergi seluruh elemen,” tambah Singonagoro.

Halaman:

Tags

Terkini