Viral Dituduh Perkosa Tetangga, Pria di Blitar Jadi Korban Salah Tangkap Polisi: Ditelanjangi, Dipukuli Baru Dipulangkan

KONTEKS.CO.ID - Kasus dugaan salah tangkap kembali mencoreng wajah penegakan hukum di daerah.

Seorang pemuda asal Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur berinisial F, mengaku menjadi korban salah tangkap polisi atas tuduhan asusila terhadap tetangganya sendiri, yang disebut telah berusia lebih dari setengah abad.

Kesaksian F menjadi viral setelah ia mengunggah video berdurasi lebih dari 9 menit di laman Facebook.

Ia menceritakan secara detail bagaimana dirinya ditangkap tanpa dasar yang jelas dan bahkan sempat mengalami tindak kekerasan.

Baca Juga: Diduga Salah Tangkap dan Kekerasan Oknum Polisi, Pria di Cianjur Ngadu ke Dedi Mulyadi

“Malam sekitar tanggal 21 Agustus 2025, saya didatangi 4 orang kemudian dibawa ke mobil. Saya dituduh sebagai pelaku perkosaan dan dibawa ke polres. Selama di perjalanan saya diborgol, ditanyai dan diberi salam olahraga (dipukuli) beberapa kali di bagian punggung,” ujar F dalam video tersebut, dikutip dari akun Instagram, @feedgramindo, Senin, 10 November 2025.

Dipaksa Pakai Celana Tahanan

F mengaku ditangkap oleh empat orang yang datang dengan mobil tanpa penjelasan rinci. Ia kemudian diborgol dan dibawa ke Polres Blitar, diperiksa hingga dini hari, dan bahkan dipaksa memakai celana tahanan.

"Saya diancam mau dipatahkan kaki, dipaksa mengaku (memperkosa)," akunya.

“Saya sempat ditelanjangi, celana suruh dilepas, baju dibuka sampai atas terus difoto-foto, setelah itu dipakaikan celana tahanan," tambah pemuda itu.

Baca Juga: Heboh Pelaku Kasus Vina Cirebon Ngaku Korban Salah Tangkap, Nggak Kuat Nahan Siksaan Hingga Disetrum

Keesokan harinya, Jumat, 22 Agustus 2025, F dibawa ke lokasi kejadian yang hanya berjarak tiga rumah dari tempat tinggalnya. Ia mengikuti olah TKP disaksikan oleh warga sekitar.

Namun, dari pemeriksaan saksi, empat orang menyatakan bahwa F berada di rumah dan tidur saat dugaan kejadian terjadi.

Dipulangkan Setelah 24 Jam

Setelah olah TKP, aparat kepolisian mengambil sampel darah F untuk uji DNA, guna mencocokkan dengan bukti di tempat kejadian perkara.