KONTEKS.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat DI Yogyakarta atau DIY dalam menghadapi potensi gempabumi dan tsunami.
Peringatan ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat membuka Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo, belum lama ini.
Dwikorita menjelaskan, wilayah pesisir selatan DIY memiliki tingkat aktivitas seismik tinggi.
Baca Juga: Ketum Rejo Sebut Seruan Dua Periode dari Jokowi Bukan Angan-angan, Tapi Optimisme
Dalam 10 tahun terakhir tercatat 114 gempabumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempabumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat.
Kondisi ini menunjukkan tingginya risiko bencana di kawasan tersebut.
Lebih jauh, Dwikorita merujuk pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (Pusgen 2017) yang menyebut adanya potensi gempabumi megathrust di selatan Jawa.
Baca Juga: Deteksi Dini Konflik Agama, Aplikasi Si-Rukun Siap Meredam dengan Cepat
Kekuatan gempa diperkirakan bisa mencapai magnitudo M8,8 dengan kemungkinan memicu tsunami besar.
“Ancaman ini nyata dan bisa terjadi tiba-tiba. Karena itu, kesiapsiagaan harus terus diperkuat,” ia menegaskan.
Menurutnya, kegiatan SLG di DIY menjadi salah satu wujud kepedulian negara dalam melindungi keselamatan masyarakat dari ancaman bencana.
Melalui program ini, BMKG ingin memastikan masyarakat memahami risiko, mengenali tanda bahaya, dan mampu merespons peringatan dini secara cepat dan tepat.
Dwikorita menambahkan Kulon Progo dipandang strategis karena berada di kawasan rawan.
Artikel Terkait
Polda DIY Tetapkan Satu Demonstran Tersangka, Ini Gegaranya
Situbondo Paling Terdampak Gempa Banyuwangi Magnitudo 5,7
Gempa Dangkal Guncang Maluku Tengah, Berkekuatan Magnitudo 5,1
137 Rumah Rusak dan 550 Jiwa Terdampak Akibat Gempa M5,7 Jawa Timur
Gempa M4,9 Guncang Garut, Getaran Terasa hingga Sukabumi