Italia Terancam Bertemu 'Pembunuh Beruntun' di Play-off Piala Dunia 2026

KONTEKS.CO.ID - Italia kembali harus menempuh jalur play-off demi meraih tiket ke Piala Dunia 2026.

Ironisnya, perjalanan Gli Azzurri berpotensi dipenuhi lawan-lawan yang selama ini sering menjadi mimpi buruk mereka.

Gli Azzurri gagal mengamankan posisi puncak Grup I usai hanya menempati peringkat kedua, tertinggal enam angka dari Norwegia yang menundukkan mereka baik di kandang maupun tandang.

Baca Juga: KPK Masih Fokus Dalami Pengadaan Lahan Proyek Kereta Cepat Whoosh

Situasi ini memaksa pasukan Gennaro Gattuso kembali masuk ke jalur yang penuh trauma: play-off.

Dua edisi Piala Dunia sebelumnya menjadi bukti betapa menyakitkannya fase play-off bagi Italia.

Pada 2018 mereka dihentikan Swedia, sementara pada 2022 giliran Makedonia Utara yang membuat Italia kembali menangis. Kini, bayang-bayang kelam itu seakan kembali hadir.

Baca Juga: Bareskrim Bongkar Ladang Ganja Seluas 52 Ha di Aceh, Tersebar di 26 Wilayah

Meski Italia masuk Pot 1 sebagai tim unggulan, komposisi Pot 4 justru menimbulkan kekhawatiran.

Empat tim di dalamnya adalah Rumania, Swedia, Makedonia Utara, dan Irlandia Utara, tiga di antaranya memiliki sejarah kelam bagi Italia.

• Swedia menghancurkan mimpi Italia untuk tampil di Piala Dunia 2018.
• Makedonia Utara mencatatkan kejutan pahit pada kualifikasi Piala Dunia 2022.
• Irlandia Utara bahkan sudah lebih dulu merusak peluang Italia pada babak kualifikasi menuju Piala Dunia 1958.

Baca Juga: Biodata BRAj Shayna Lelyana Sriro, Gadis Bule Cucu Pakubuwono XIII Ini Jadi Sorotan di Pusaran Konflik Takhta

Kini, tiga tim tersebut kembali berada di jalur yang sama. Satu-satunya tim yang tak pernah menjegal Italia adalah Rumania, sehingga bisa jadi menjadi lawan yang paling diharapkan.

Namun, sepakbola penuh kejutan. Bukan tidak mungkin Rumania justru menambah daftar panjang tim yang pernah menghentikan perjalanan Italia.

Play-off kali ini bukan sekadar pertandingan penentu, tapi juga ujian mental bagi Italia yang harus membuktikan bahwa trauma masa lalu bisa mereka lampaui.***