otomotif

Hati-hati Beli Mobil Listrik China, Merek Baru Mulai Bertumbangan di Negeri Asal

Sabtu, 27 September 2025 | 19:39 WIB
Mobil listrik Ji Yue, merek mobil listrik patungan Baidu dan Geely terkena imbas perang harga di China. (Wikipedia)

KONTEKS.CO.ID – Pasar mobil listrik China kelebihan pasokan. Hal ini memicu perang harga yang berimbas tutup operasinya merek-merek baru alias start-up otomotif.

Salah satunya, merek baru Bernama Ji Yue.

Pada musim semi 2024, Li Hongxing, yang mengelola agensi iklan media sosial, menerima klien yang ia yakini sebagai bintang yang sedang naik daun di pasar kendaraan listrik China.

Baca Juga: Mimpi Putri KW ke Final Buyar Usai Ditumbangkan Akane Yamaguchi di Babak Semifinal Korea Open 2025

Sebagai veteran pemasaran di industri otomotif, Li bahkan berani meminjam uang untuk menutupi biaya iklan Ji Yue. Dengan harapan pembayaran di kemudian hari dari startup EV yang dipikirnya memiliki semua yang dibutuhkan untuk sukses. Mulai dari efisiensi, pertumbuhan penjualan, dan investor yang berkantong tebal.

Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam waktu setengah tahun, produsen mobil tersebut bangkrut, mengubah pertaruhan Li menjadi mimpi buruk, membebaninya dengan utang sebesar 40 juta yuan (USD5,6 juta). “Rasanya benar-benar putus asa,” kata Li.

Kejatuhan Ji Yue bukanlah hal yang unik di industri otomotif China, di mana ratusan merek telah tumbang dalam persaingan brutal menuju ke dasar selama beberapa tahun terakhir.

Ledakan kendaraan listrik di negara ini tidak hanya melahirkan pemimpin global seperti BYD. Tetapi juga menyebabkan kelebihan kapasitas yang meluas, yang membuat banyak produsen mobil berebut pangsa pasar.

Baca Juga: Keuskupan Agung Medan Kecam Kekerasan terhadap Masyarakat Adat Sihaporas oleh PT TPL

Pemerintah China telah lama memberikan subsidi dan dukungan lainnya kepada produsen kendaraan listrik – bagian dari strategi yang membantu melambungkan negara tersebut ke posisinya sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia dan memacu pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Perang harga yang tak henti-hentinya telah terjadi, menguras keuntungan dan membebani produsen mobil serta pemasok. Bahkan perusahaan-perusahaan terdepan menekan produsen suku cadang agar menjual di bawah harga pokok, sambil memperpanjang jangka waktu pembayaran selama berbulan-bulan, menurut belasan pemasok, produsen mobil, dan pakar industri.

Ini adalah contoh dari apa yang dikecam oleh pejabat China sebagai persaingan yang "tidak teratur" – dan ini meluas melampaui sektor kendaraan listrik ke industri-industri China lainnya. Seperti panel surya, e-commerce, dan pengiriman makanan.

Semua ini terjadi seiring merek-merek kendaraan listrik (EV) termasuk BYD, Chery, Geely, dan Changan telah mendunia, mendorong ekspor mobil China hingga hampir 6 juta unit tahun lalu, lebih banyak daripada negara lain mana pun.

Baca Juga: Daftar Lengkap Nama dan Jabatan DPP PSI, Ada Nama 'J' dan Kader Baru Langsung Melejit

Halaman:

Tags

Terkini

China Perketat Aturan Gagang Pintu Kendaraan Listrik

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:21 WIB