KONTEKS.CO.ID - Pasar mobil listrik bekas di Indonesia sedang dilanda anomali yang bikin geleng kepala.
Harga mobil jenis ini bisa anjlok hingga separuh dari nilai aslinya hanya dalam dua tahun, namun tetap tak menggoda minat pembeli.
Sebut saja Hyundai Ioniq 5 yang dulu dilepas seharga Rp850 juta, sekarang hanya dihargai sekitar Rp425 juta.
Baca Juga: KPPU Buka Penyelidikan Proyek Digitalisasi SPBU Pertamina Senilai Rp3,6 Triliun
KIA EV6 yang sempat tembus hampir Rp2 miliar kini tergelincir ke bawah Rp1 miliar.
Tapi meski lebih murah dari Fortuner baru, peminatnya tetap minim.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Diskon Besar Tak Sama Dengan Keyakinan
Baca Juga: Status Gunung Api di Atas Normal Pagi ini, Lewotobi Laki-Laki Awas, Ili Lewotolok dan Merapi Siaga
Harga murah memang menggoda, tapi dalam kasus mobil listrik bekas, justru memunculkan kekhawatiran baru.
Masalah utama ada di jantung kendaraan: baterai. Ini komponen paling mahal, paling vital, dan paling misterius.
Banyak pembeli takut beli kucing dalam karung, apalagi jika garansi baterai sudah tidak berlaku setelah kepemilikan berpindah tangan.
Tanpa informasi akurat soal kondisi baterai, harga murah malah dianggap jebakan.
Baca Juga: Prabowo Cetak Sejarah di BRICS, Disambut Peluk Hangat Presiden Lula di Brasil!
Akibatnya? Showroom-showroom pun enggan menyimpan stok EV bekas karena tahu unitnya akan lama ‘parkir’ tanpa laku.
Artikel Terkait
Terbakar di Tengah Hujan Deras! Nasib Wuling Air EV Bikin Netizen Mikir Ulang Soal Mobil Listrik
Viral Wuling Air EV Terbakar, Ini yang Harus Dilakukan Jika Mobil Listrik Kebakaran
Spesifikasi Wuling Air EV yang Terbakar di Bandung, Punya Fitur Keamanan Standar
Wuling Air RV Terbakar Tuai Sorotan, Ternyata Ini Penyebab Kebakaran pada Mobil Listrik
Pernyataan Resmi Wuling Terkait Mobil Listrik Produknya Terbakar di Bandung