Pada hari yang sama, klub profesional Talon Esports memutus kontraknya, sementara Garena menjatuhkan larangan permanen dari seluruh kompetisi RoV.
Baca Juga: Sabar Reza Putus Kutukan, Wakil Indonesia Hadapi Hari Pertama Terjal di BWF World Tour Finals 2025
Sebelum menutup akun Facebook akibat gelombang kritik, Tokyogurl menyampaikan bantahan.
Dia mengklaim bermain secara mandiri dan menegaskan jika berbuat curang, hasil pertandingan seharusnya berpihak kepadanya.
Ia juga menyebut tekanan pertandingan membuatnya mengalami kepanikan hingga harus mendapat perawatan medis.
Baca Juga: Hina Suku Sunda demi Uang Saweran, Resbob Kini Terancam 10 Tahun Bui
Menurutnya, ponsel yang digunakan hanya terhubung ke internet melalui kabel dan tidak memiliki kemampuan berbagi layar.
Terkait gestur tidak senonoh, dia menyebut tindakan itu sebagai candaan kepada rekan setim setelah melihat kamera tidak sedang menyorotnya.
Namun, sejumlah rekan setim mengaku meragukan penjelasan tersebut.
Baca Juga: Pemulihan Bencana Sumatra Jadi Prioritas Nasional, Pemerintah Gaspol Libatkan Teknologi Satelit
Mereka menyebut kecurigaan sudah muncul dua hari sebelum laga final dan telah ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
Meski demikian, karena tidak memiliki bukti kuat dan demi menjaga fokus tim, pelatih dan pemain memilih melanjutkan kompetisi.
Untuk menjaga integritas nasional, Asosiasi Esports Thailand memutuskan menarik seluruh tim RoV putri dari pertandingan, meski saat itu sedang unggul 1–0 atas Laos di final lower bracket.
Baca Juga: Praktik Aborsi di Apartemen Jaktim Dipatok Tarif Bervariasi, Segini Biaya Harus Dikeluarkan Pasien
Tak lama kemudian, sanksi terhadap Tokyogurl diberlakukan secara resmi dan kontraknya dihentikan.