KONTEKS.CO.ID - Dalam penampilan yang menginspirasi penuh ketangguhan, Julia Yuliana, seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia, berhasil meraih peringkat ketiga dalam kategori 15 kilometer solo putri CBRE Lantau 2 Peaks, belum lama ini.
Bertanding dalam cuaca ekstrem dengan hujan lebat dan angin kencang di bawah peringatan Strong Wind Signal No 3, Yuliana menonjol sebagai satu-satunya peserta asal Indonesia di ajang tersebut.
Perjalanan luar biasa Yuliana menuju garis finis bukan hanya bukti kekuatan fisiknya, tetapi juga simbol transformasi dari penyintas kanker menjadi pelari gunung penuh semangat.
Baca Juga: Bukan Tokyo Apalagi Jakarta, Inilah Daftar 10 Kota Paling Bahagia di Asia 2025 Versi Time Out
Pada 2023, hidupnya berubah drastis setelah didiagnosis menderita kanker payudara stadium II.
“Saya merasa sangat lemah,” kenangnya, seperti cerita yang dilansir dari The Standard HK. “Saya selalu percaya bahwa saya kuat karena saya rutin berolahraga.”
Usai menjalani operasi pada Maret, Yuliana harus menghadapi kemoterapi dan terapi radiasi yang berat, hingga membuatnya mengalami depresi.
Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti Sinyalir Beberapa Motif Budie Arie Pilih Gabung Gerindra Ketimbang PSI
“Meski menjalani terapi, saya tetap merasa sakit,” ujarnya.
Seorang teman yang peduli kemudian mengenalkannya pada hiking dan lari lintas alam sebagai cara terapi.
Pada masa sulit itulah Yuliana menemukan rasa bebas di alam pegunungan.
Baca Juga: Infrastruktur Lanud Hasanuddin dan Haluoleo Dikembangkan, Landasan Pacu Jadi Fokus Utama
“Berada di gunung membuat saya lupa dengan masalah,” katanya.
Lomba lari gunung pertamanya sejauh 15 km pada November lalu, ketika dia finis di peringkat ke-11, kembali menyalakan semangat kompetitifnya.