“Titik baliknya adalah kecelakaan di Assen, yang mengubah mentalitas saya,” kata Lorenzo, 36 tahun.
“Saya mulai menghargai hal-hal lain dalam hidup. Musim gugur itu memakan waktu tiga atau empat tahun dari karier saya,” tutur Lorenzo lagi.
Era merek Eropa
Lorenzo menghabiskan dua musim di Ducati, salah satu dari banyak pembalap ternama yang gagal mengakhiri kutukan kejuaraan yang berlangsung sejak 2007 hingga Francesco Bagnaia akhirnya menang tahun lalu.
“Ini bukan sesuatu yang Anda lakukan dalam semalam,” kata Lorenzo tentang dominasi Ducati saat ini.
“Anda harus tetap tenang, untuk memahami apa yang harus dipertahankan di motor dan apa yang harus diubah,” ulas Lorenzo.
“Gigi Dall’Igna telah melakukan pekerjaan yang hebat sejak 2014. Perlahan dia menjadikan Ducati motor terbaik, tapi itu pekerjaan yang panjang,” jelas pembalap kelahiran Palma de Mallorca, Spanyol, tersebut.
“Ini era merek Eropa di MotoGP, bukan Jepang. Saya tidak tahu berapa lama ini akan bertahan,” tandas juara dunia kelas 250cc dua kali itu.***