KONTEKS.CO.ID - PBSI telah memutuskan untuk tak lagi memainkan Siti Fadia Silva Ramadhanti di dua sektor. Kini dia fokus bermain dengan Lanny Tria Mayasari di ganda putri.
Dengan fokus pada ganda campuran, Fadia menyatakan siap menghadapi tiga turnamen besar yaitu Japan Open, China Open, dan Kejuaraan Dunia 2025.
Karena itu, ia akan memperbaiki sejumlah hal guna memperbaiki permainannya bersama Lanny.
Baca Juga: Kemenkes Temukan 8 Kasus Virus Hanta di Indonesia di 4 Provinsi, Bahayakah?
"Mungkin (perbaikan) dari sisi nonteknisnya, mental, dan kepercayaan dirinya harus ditambah. Kalau dari latihan atau segala macam kami sudah ekstra juga, cuma dari sisi nonteknis yang harus ditingkatkan lagi," ungkap Fadia kepada awak media di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, melansir Senin 30 Juni 2025.
Lebih lanjut dia mengatakan, setiap laga yang dihadapi terutama di gim penentu selalu kurang taktis. Ini memengaruhi sisi nonteknis di lapangan.
Hal itu Fadia alami saat mereka menghadapi wakil Malaysia Tan Pearly-Thinaah Muralitharan pada babak kedua Indonesia Open 2025.
Baca Juga: Spesifikasi GBU-57 MOP: Bom Siluman AS yang Dirancang Tembus Bungker Terdalam di Dunia, Termasuk Sittus Nuklir Iran
Pada gim pertama, permainan berhasil mereka kendalikan. Namun dua gim selanjutnya mereka sering eror sendiri dan berakhir dengan kekalahan.
"Kalau dari aku pastinya rata-rata gim pertama kami bisa ambil ya. Hanya di gim penentunya kami kurang tek-tek lah. Itu pasti dari mental, kepercayaan diri, dan non-teknisnya. Kalau dari segi tekniknya Ka Karel (coach kepala ganda putri Pelatnas) yang lebih tahu," tutur Fadia.
Karena itu, keduanya bergantian saling mengingatkan untuk mengatasi masalah itu. Dan harus lebih di[erkuatkan lagi dari segi mental dan kepercayaan dirinya.
Baca Juga: Profil Isa Warps, Pemain Berdarah Minang yang Bikin Geger Debut Timnas Putri dengan Gol dan Selebrasi TikTok
"Kalau dari nonteknisnya kami wajib sering ngobrol ke Kak Karel, minta solusi.Sebab tak mudah menghadapi situasi itu. Terlebih lawan-lawan sudah di top level semua, jadi kami harus tingkatkan. Hanya ini sih," bebernya
"Kalau di poin-poin kritis tinggal adu mental (antarpemain) aja istilahnya. Terlebih di gim ketiga, di poin-poin 15 ke atas kan tinggal hati dan pikiran yang main," imbuhnya.
Persoalan ini yang terus harus diatasi pemain berusia 24 tahun tersebut. Khususnya menjelang Japan Open pada 15-20 Juli nanti.
Japan Open adalah turnamen Super 750 sehingga sudah bisa dipastikan lawan yang akan mereka hadapi adalah pemain level elite. ***
Artikel Terkait
Siap Main Rangkap di Piala Sudirman 2025, Begini Persiapan Siti Fadia
Kuras Emosi dan Tenaga, Kekalahan Tiwi-Fadia Buyarkan Mimpi Final Piala Sudirman 2025: Indonesia Kalah 2-3 dari Korea Selatan
All Indonesian Final Taipei Open 2025: Adu Jago Jafar-Felisha vs Dejan-Fadia, Siapa Juara?
Cara Nonton Malaysia Masters 2025: Dejan dan Fadia Pulangkan Unggulan ke-4 China, Good Job DeFad!
Rekap Hasil Malaysia Masters 2025, Ana dan Tiwi Menang Mudah Tapi Lanny dan Fadia Harus Tanding Sengit