Setahun kemudian, ia menjadi orang Indonesia pertama yang menjuarai turnamen prestisius All England pada 1959.
Dua dekade berlalu, sebagai pelatih, ia memimpin Tim Thomas Cup 1984 untuk kembali merebut trofi kebanggaan tersebut.
Namun, prestasi Tan tak hanya di lapangan.
Saat menempuh studi di Amerika Serikat pada awal 1960-an, pemerintah Indonesia mengirim bantuan beasiswa bulanan USD1.000.
Pada masa itu jumlah yang tersebut setara dengan setengah harga mobil mewah Impala.
Baca Juga: Robot Berkaki Empat Main Bulu Tangkis, Lincah dan Terampil Mirip Manusia, Tonton di Sini!
Tan menolak bantuan itu, merasa dirinya sudah cukup dan ingin memberikannya kepada anak bangsa lain yang lebih membutuhkan.
Dalam keterbatasannya, ia tetap menempatkan kepentingan bangsa di atas dirinya sendiri.
Kini Tan Joe Hok telah berpulang, tetapi ia meninggalkan warisan besar dalam hal semangat kebangsaan yang utuh dan tidak terkotak-kotak.***
Artikel Terkait
Jumlah Bulu dalam Shuttlecock Bulu Tangkis Harus 16, Ini Alasannya
Putri KW Bukan Pemain Bulu Tangkis Biasa, Bripda Cantik Ini Tim Negosiator di Polda Metro Jaya