Pemerintah, sesuai arahan Presiden, memastikan ketersediaan anggaran yang memadai dan berkomitmen memangkas hambatan regulasi serta birokrasi agar proses pemulihan berjalan optimal.
Menko PMK juga memaparkan perkembangan terkini di lapangan. Sejumlah wilayah yang sebelumnya terisolasi kini telah terbuka, akses listrik mulai pulih, serta distribusi BBM dan LPG terus diupayakan menjangkau daerah terpencil.
Pemerintah juga telah memulai pembangunan hunian sementara (Huntara) dan menyiapkan tahapan pembangunan hunian tetap (Huntap) seiring dengan asesmen relokasi warga terdampak.
Dari sisi perlindungan sosial, Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia sebesar Rp15 juta per jiwa, santunan luka berat Rp5 juta, serta jaminan hidup selama tiga bulan bagi penyintas yang menempati Huntara atau Huntap.
Baca Juga: Komunikasi Lumpuh Total, Pria Asal Sibolga Ini Rela Jalan Kaki 66 Km demi Kabari Keluarga
39 Dapur Umum Dioperasikan
Selain itu, Kemensos mengoperasikan 39 dapur umum di tiga provinsi dengan kapasitas produksi lebih dari 400 ribu porsi makanan per hari, serta mulai menyalurkan bantuan pemberdayaan ekonomi tahap awal.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa layanan kesehatan berangsur pulih.
Di Aceh, 62 dari 65 rumah sakit telah kembali beroperasi, meskipun sejumlah puskesmas masih mengalami kerusakan berat.
Sementara di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, seluruh rumah sakit telah berfungsi normal.
Fokus layanan kesehatan kini diarahkan pada pencegahan penyakit pascabencana dan pemenuhan kebutuhan obat-obatan.
Baca Juga: Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih Hadapi Bencana, Ini Reaksi Mendagri Tito Karnavian
Di sektor pangan, Perum Bulog memastikan stok nasional berada dalam kondisi aman. Cadangan beras nasional tercatat lebih dari 3,5 juta ton, dengan pasokan yang cukup di tiga provinsi terdampak.
Libatkan Teknologi Satelit
Distribusi pangan dilakukan melalui sinergi dengan TNI, Polri, BNPB, dan pemerintah daerah, termasuk pemanfaatan jalur darat, laut, dan udara untuk wilayah terpencil.
Dukungan teknologi turut diperkuat melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Lembaga ini menyediakan data citra satelit, mengerahkan drone pemantauan, teknologi pendeteksi bawah tanah, serta unit Arsinum yang mampu mengolah air banjir dan lumpur menjadi air layak minum bagi masyarakat terdampak.