KONTEKS.CO.ID - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, kembali menegaskan pentingnya menjaga tatanan organisasi di tubuh NU.
Menurutnya, jika prinsip-prinsip dasar keorganisasian tidak dihormati, NU justru bisa mengalami kemunduran besar bahkan sampai kembali ke situasi sebelum organisasi ini berdiri satu abad lalu.
Pernyataan itu ia sampaikan di Jakarta pada Kamis, 11 Desember 2025, sebagai respons atas dinamika internal yang tengah mengemuka.
Baca Juga: Day KCA Awards ke 30: Siapa Saja Pemenang Terfavorit Tahun Ini?
Gus Yahya menjelaskan bahwa nilai utama NU sebagai organisasi modern terletak pada kepatuhan terhadap struktur dan keputusan kolektif. Jika hal ini diabaikan, NU kehilangan pijakan utamanya.
“Kalau tatanan organisasi ini diabaikan, maka itu mundur satu abad. Mundur sampai ke era sebelum NU didirikan,” ujarnya tegas.
Ia kemudian menyinggung kembali sosok pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, sebagai gambaran betapa pentingnya struktur organisasi.
Sebelum NU berdiri, KH Hasyim Asy’ari dihormati sebagai “Maha Kiai” tanpa batasan kewenangan. Namun ketika NU didirikan, beliau justru bersedia membatasi kewenangannya demi organisasi.
Sejarah, Struktur, dan Pentingnya Pembatasan Kekuasaan
Gus Yahya mengingatkan bahwa pendirian NU melahirkan struktur yang sengaja dibuat untuk mencegah kekuasaan absolut.
“Didirikan organisasi Nahdlatul Ulama, di situ Kiai Hasyim Asyari ditunjuk untuk jabatan Rais Akbar. Kemudian dibuat AD/ART, dan di dalamnya ada ketentuan membatasi wewenang Rais Akbar,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika seseorang ingin memegang kekuasaan absolut, maka organisasi justru tidak diperlukan. “Kalau mau mutlak wewenangnya, enggak usah bikin organisasi, malah mutlak kan,” katanya.