Sistem pengakaran pohon tua yang kuat membuat hutan tetap stabil, dan ketika satu pohon tumbang, ruang kosong tersebut segera diisi oleh regenerasi spesies baru.
Namun, masalah muncul saat aktivitas pembalakan liar memasuki kawasan hutan hingga gangguan pada vegetasi menghilangkan kerapatan tajuk dan membuka celah yang memicu perubahan drastis dalam aliran air serta kestabilan tanah.
"Pada kondisi seperti ini, ketika pembalakan liar masuk, maka celah antara tajuk semakin terbuka," ungkapnya.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Hujan di Sumut meski Kondisi Global Stabil: Waspada tapi Jangan Panik
Hilangnya fungsi tajuk tersebut, tambahnya, menyebabkan air hujan jatuh langsung ke permukaan tanah tanpa proses pemecahan alami.
Imbasnya, erosi berlangsung lebih cepat dan risiko longsor meningkat.
"Kayu-kayu besar yang ditemukan pasca-bencana merupakan konsekuensi dari kerusakan lapisan-lapisan vegetasi akibat aktivitas manusia tersebut," pungkasnya.***