KONTEKS.CO.ID - Beberapa waktu lalu dunia palaeontologi kembali dihebohkan dengan penemuan fosil gajah purba jenis Stegodon trigonocephalus di Nganjuk, Jawa Timur.
Fosil raksasa ini diperkirakan berusia fantastis, sekitar 800 ribu tahun.
Penemuan itu memberi gambaran penting tentang megafauna yang pernah menjelajahi nusantara di masa Pleistosen.
Pleistosen merupakan kala terakhir periode geologis yang disebut zaman es, yaitu pada waktu daerah-daerah dekat kutub dan pegunungan tinggi diliputi lapisan es; bagian awal dari zaman kuarter; zaman diluvium
Fosil gajah purba yang berhasil digali dan diidentifikasi ini segera menjalani proses konservasi dan rekonstruksi di Museum Geologi Bandung.
Kepala Museum Geologi Bandung, Wafid, menyebutkan proses rekonstruksi diperkirakan memakan waktu sekitar 8 hingga 9 bulan.
Baca Juga: Nikmati Diskon Tiket Kereta 30 Persen saat Libur Nataru 2025-2026, Cek Syarat dan Jadwalnya di Sini
“Setelah seluruh proses konservasi dan penataan selesai, fosil Stegodon trigonocephalus ini direncanakan untuk dipamerkan kepada publik,” kata Wafid.
Hal ini bertujuan agar masyarakat, khususnya pelajar dan peneliti, dapat menyaksikan langsung jejak kehidupan purba di Indonesia.
Penemuan fosil Stegodon ini semakin memperkaya khazanah temuan palaeontologi di Indonesia.
Baca Juga: Pencekalan Diperpanjang 6 Bulan, Roy Suryo Cs Setengah Tahun Dilarang Bepergian ke Luar Negeri
Khususnya di wilayah Jawa Timur, yang dikenal sebagai salah satu pusat penemuan fosil purba terpenting di dunia.***