nasional

Curhat Pilu Sherly Tjoanda Anak Dipaksa Dewasa Usai Jadi Yatim: Kasihan, Dia Harusnya Masih Main...

Kamis, 20 November 2025 | 07:10 WIB
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos (Foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo)

KONTEKS.CO.ID - Di balik tugas berat memimpin Maluku Utara, Gubernur Sherly Tjoanda menyimpan sebuah kisah keluarga yang tak pernah terlihat di balik layar.

Dalam perbincangan santai namun penuh air mata di podcast Curhat Bang Denny Sumargo, Sherly membuka sisi paling rapuh dalam hidupnya.

Ya, mengenai perjalanan putra bungsunya yang tiba-tiba tumbuh dewasa jauh lebih cepat dari waktunya sejak kepergian sang ayah.

Sherly mengawali kisah dengan nada yang semula ringan, mengisahkan bagaimana anak-anaknya menjadi sumber kekuatan yang menjaga langkahnya setiap hari.

Baca Juga: Blak-blakan Soal Isu Gurita Bisnis Tambang, Sherly Tjoanda: Saham Hasil Turun Waris

Namun suara itu perlahan bergetar ketika ia menyinggung perubahan besar yang terjadi pada si bungsu, perubahan yang membuatnya tidak hanya bangga, namun sekaligus patah hati.

"Ke anak-anakku sekarang larinya kalau lagi gundah. Tuhan itu kan kalau memberikan takdir juga Tuhan siapkan, anakku yang cowok itu tiba-tiba menjadi sangat bijak," ujar Sherly dalam podcast yang tayang pada Selasa, 18 November 2025 itu.

Putra Bungsu Jadi Sandaran

Sherly mengaku, setiap kali ia menghadapi dilema atau keputusan sulit, putra bungsunya yang baru berusia 19 tahun itu justru menjadi tempat ia bersandar.

"Jadi, setiap ada hal-hal yang saya tidak bisa putuskan dan dilema, saya konsultasi ke dia dan dia selalu bisa memberikan saya jawaban yang sangat yang bikin kagum," lanjut istri mendiang Benny Laos ini.

Namun kebijaksanaan itu datang dengan harga yang tidak murah. Wajah Sherly langsung runtuh ketika ia mengaku merasa sangat iba pada buah hatinya yang harus meninggalkan masa muda demi menemaninya.

Baca Juga: Sherly Tjoanda Ungkap Alasan Tambang Malut Belum Diurus: Semua Butuh Waktu, Sabar!

"Ya walaupun kadang sedih melihat mereka, kan anakku tadinya sekolah di Amerika dan sekarang harus pulang. Dia kerja sekarang, harus belajar kerja," katanya.

Bagi putranya, usia 19 tahun adalah masa bermain, waktu mengejar mimpi, bukan memikul tanggung jawab orang dewasa demi menjaga isang ibunda bunya yang kini berjalan sebatang kara.

Halaman:

Tags

Terkini