KONTEKS.CO.ID - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Arsul Sani telah membantah ijazah palsu yang dituduhkan kepadanya.
Meski demikian, dia mengaku tidak akan melaporkan balik anggota Aliansi Masyarakat Pemerhati Konstitusi yang melaporkannya ke Bareskrim Polri karena tuduhan ijazah palsu.
“Jadi, terlepas bahwa (tuduhan ijazah palsu) itu tidak benar, keyakinan saya, tentu saya juga harus bijak, itu adik-adik saya. Saya tidak akan melapor balik,” tegas Arsul Sani kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi, Senin 17 November 2025.
Baca Juga: Jadwal Puncak Hujan Meteor Leonid di Indonesia Malam Ini, Jam Berapa?
Bahkan, kata dia, MK juga tidak akan melaporkan anggota aliansi ke Bareskrim Polri terkait pencemaran nama baik.
Menurutnya, tuduhan ini adalah hal yang biasa dan tidak perlu dilaporkan balik.
“Jadi, saya nggak akan respons katakanlah dengan melaporkan balik. Itu saya anggap hal yang biasa saja,” ucapnya.
"MK sudah memutuskan sendiri bahwa lembaga negara itu kan tidak boleh melaporkan pencemaran nama baik, itu sudah diputuskan sendiri oleh MK, masa kemudian MK akan melanggar sendiri apa yang diputuskan,” lanjutnya.
Baca Juga: Tak Ingin Ada Tukang Becak Berusia 70 Tahun, Prabowo: Kita Akan Punya Mobil Buatan Indonesia
Sebelumnya, Asrul Sani membantah tudingan ijazah miliknya palsu.
Dia mengaku, telah menjalani wisuda doktoral pada 2022 di Warsaw Management University (WMU) di Warsawa, Polandia.
Hadir dalam wisuda tersebut, Duta Besar Indonesia di Warsawa saat itu, Anita Lidya Luhulima.
"Nah, di wisuda itulah kemudian WMU juga mengundang Ibu Dubes Indonesia di kota Warsawa Ibu Anita Lidya Luhulima dan kemudian kami hadir, ini foto-foto wisudanya juga," ujarnya kepada wartawan.
"Di sanalah diberikan ijazah asli itu, ijazah asli ini kemudian ini foto dengan Ibu Anita Lidya Luhulima Dubes RI di Polandia," imbuhnya.