KONTEKS.CO.ID – Penggunaan anjing pelacak di berbagai satuan penegak hukum Indonesia terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan operasi pencarian, penindakan kriminal, hingga deteksi bahan berbahaya.
Sejumlah ras tertentu menjadi andalan karena kecerdasan, ketangguhan, dan kemampuan penciumannya yang diakui secara internasional.
Termasuk dalam operasi pencarian korban longsor Cilacap sekarang ini, anjing pelacak menjadi satu di antara ‘alat’ yang diandalkan.
Baca Juga: COP30, HuMa Indonesia Desak Ubah Paradigma Pembangunan Jadi Berbasis Hak
Pasukan K9 ini menjadi salah satu yang efektif untuk mengendus keberadaan korban hilang yang kemungkinan tertimbun.
Dengan kemampuan penciuman yang dapat 10 ribu hingga 100 ribu kali lebih kuat daripada manusia, anjing pelacak menjadi aset penting dalam operasi penyelamatan dan penegakan hukum modern.
Berikut ragam jenis anjing pelacak yang banyak dipakai di Indonesia, seperti disarikan dari berbagai sumber:
Baca Juga: 8 Fakta The Remarried Empress: Drama Fantasi Disney+ yang Dibintangi Shin Min Ah!
German Shepherd
German Shepherd menjadi ras pertama yang diperkenalkan dalam jajaran kepolisian Indonesia pada masa awal pembentukan unit K-9.
Berdasarkan catatan organisasi spesialis hewan seperti Purina dan American Kennel Club (AKC), German Shepherd dikenal sebagai salah satu ras terbaik untuk tugas kepolisian.
Hal itu berkat kemampuan belajar yang tinggi, disiplin, dan ketahanan fisik.
Di Indonesia, anjing ras ini lazim digunakan dalam operasi pencarian orang hilang, pelacakan jejak, hingga penanganan kerusuhan.
Belgian Malinois
Seiring berkembangnya kebutuhan operasi taktis modern, Belgian Malinois menjadi ras yang semakin dominan dalam unit K-9.