KONTEKS.CO.ID - Trauma psikologis berat kini harus ditanggung oleh puluhan perempuan, yang mayoritas adalah siswi dan alumni SMA Negeri 11 Semarang.
Reputasi dan foto-foto pribadi mereka direkayasa secara digital oleh Chiko Radityatama Agung Putra (CRA), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) dan ternyata anak dari anggota polisi.
Chiko diduga kuat menggunakan teknologi akal imitasi (AI) untuk memanipulasi wajah para korban dan menempelkannya ke konten pornografi dan menjadi deepfake.
Ratusan konten cabul hasil manipulasi itu kemudian ia sebarluaskan melalui media sosial X dan disimpan dalam folder Google Drive.
Baca Juga: Netflix Guyur Bonus Rp250 Miliar ke Sony Gara-gara 'K-Pop Demon Hunters', Sekuel Siap Tayang 2029!
Setelah melalui proses penyelidikan panjang yang melibatkan 11 saksi dan ahli pidana, ITE, sosiologi hukum, Direktorat Reserse Kriminal Siber Polda Jawa Tengah akhirnya resmi menetapkan Chiko sebagai tersangka.
"Polda Jawa Tengah resmi menetapkan CRA sebagai tersangka dalam kasus pornografi, manipulasi data, dan pelanggaran kesusilaan," kata Kabid Humas Polda, Kombes Pol Artanto, Selasa, 11 November 2025.
Polisi menjerat Chiko dengan pasal berlapis dari UU Pornografi dan UU ITE, dan diancaman hukuman penjara 6 hingga 12 tahun dan denda maksimal Rp12 miliar.
Latar belakang Chiko sebagai anak polisi sempat menimbulkan keraguan publik, namun Polda Jawa Tengah berjanji akan bertindak profesional.
Fokus utama kepolisian saat ini, selain penegakan hukum adalah pemulihan para korban.
Kombes Artanto menegaskan bahwa Polda Jateng telah menerjunkan tim trauma healing untuk mendampingi para siswi dan alumni yang kondisi psikologisnya terguncang akibat foto mereka dieksploitasi.
Baca Juga: Cara Mudah Mengenali Manipulasi Deepfake Secara Visual dan Audio
Chiko yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, kini menghadapi kehancuran akademis. Kampus Undip menegaskan memberi sanksi tegas.