KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Indonesia menargetkan bisa menggunakan tenaga nuklir sebagai salah satu sumber energi rumah tapi aman bagi lingkungan hidup.
Hingga kini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) masih melakukan mempersiapkan teknologi dan lokasinya.
Belakangan diketahui, peneliti BRIN memperkenalkan inovasinya dalam pengembangan energi nuklir dalam kegiatan “Nuclear Energy for the Future: Cogeneration, Hydrogen, and Strategic Sitting”. Acara ini adalah bagian dari INARI Expo 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Rabu 30 Oktober 2025.
Baca Juga: Sutradara Wawan Sofwan Ramu Kisah Enam Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Jadi Satu Cerita Utuh
Kepala PRTRN BRIN, Topan Setiadipura, mengatakan, pentingnya peran BRIN dalam memastikan kesiapan teknologi dan pemilihan lokasi PLTN yang tepat. “Peran kami adalah mencari teknologi yang tepat dan menentukan lokasi penempatan reaktor tersebut,” katanya.
Sedangkan Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Nuri Trianti, memaparkan materi berjudul “PeLUit: A Nuclear Reactor for Low Carbon Hydrogen Production and National Fertilizer Self-Sufficiency”.
Di materinya, ia menjelaskan reaktor PeLUit tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga uap panas serta hidrogen yang dibutuhkan oleh sektor pupuk nasional.
Kebutuhan hidrogen untuk Pupuk Indonesia diprediksi melonjak dari 1,62 juta ton pada 2030 menjadi 2,16 juta ton pada 2060. Ia menyoroti kerja sama PRTRN dengan Pupuk Indonesia.
“Kami berharap produksi hidrogen dari reaktor PeLUit dapat menurunkan emisi karbon di Pupuk Indonesia hingga 95 persen,” harapnya.
Nuri menekankan bahwa teknologi nuklir bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan solusi bagi masa depan.
“Melalui pengembangan Small Modular Reactor (SMR) PeLUit oleh peneliti BRIN, kita tidak hanya membangun teknologi. Tetapi juga pondasi kemandirian bangsa di bidang energi,” ujarnya.
Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Kurnia Anzhar, menambahkan, memaparkan pendekatan sistematis dalam pemilihan tapak PLTN di Indonesia dan kerja sama strategis yang tengah dijalankan.
Kurnia mengungkapkan, BRIN telah melakukan evaluasi terhadap tapak potensial untuk PLTN di 28 lokasi. Namun tak menyebutkan di lokasi mana saja kemungkinan reactor nuklir itu akan dibangun.